Sebagian besar pabrikan otomotif di Eropa mendukung rencana penghentian produksi mobil berbahan bakar fosil di Eropa pada 2035 mendatang yang dicanangkan Dewan Uni Eropa. Pasalnya, mereka telah terlanjur menggelontorkan dana investasi yang amat sangat besar pada riset pengembangan teknologi mobil listrik.
Namun rencana pemberlakuan kebijakan tersebut menjadi kekhawatiran besar bagi para anggota asosiasi industri manufaktur suku cadang kendaraan bermotor Eropa, CLEPA.
“Penghentian produksi kendaraan berbahan bakar fosil di kawasan Uni Eropa tahun 2035 akan berdampak pada pengurangan lebih dari setengah juta pekerja manufaktur industri otomotif, ” terang Sigrid de Vries, Secretary General – CLEPA yang terus melakukan negosiasi dengan Dewan Uni Eropa.
Alasan yang diungkapkan oleh de Vries tentunya berdasarkan fakta bahwa manufaktur mobil listrik telah menggunakan sistem otomotisasi robotika dan hanya membutuhkan operator yang jauh lebih sedikit. Selain itu, jika industri manufaktur suku cadang kendaraan terpaksa harus beralih fungsi, maka butuh dana investasi yang sangat besar. Nasib para pekerja kini bergantung pada hasil sidang Parlemen dan Dewan Uni Eropa.
Meski begitu, kebijakan tersebut nyatanya tidak sepenuhnya didukung seluruh negara anggota Uni Eropa. Akhir pekan lalu, pemerintah Italia, Bulgaria, Portugal, Rumania dan Slovakia menyarankan penundaan pemberlakuan kebijakan emisi Eropa tersebut hingga tahun 2040.
“Saya tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan masifnya produksi baterai yang tentunya akan menimbulkan kebergantungan yang sangat tinggi pada pasokan bahan baku seperti lithium dari RRC dan sejumlah negara lainnya,” jelas Roberto Cingolani, Menteri Transisi Ekologi Italia.
KOMENTAR (0)