Penjualan mobil listrik dan plug-in hybrid (PHEV) yang meningkat drastis di Jerman membuat koalisi partai di parlemen Bundestag dan kabinet pemerintahan Kanselir Jerman, Olaf Scholz sepakat untuk memangkas secara bertahap pemberian subsidi insentif untuk pembelian mobil listrik.
Program subsidi insentif dengan alokasi anggaran sebesar €3,4 milyar (sekitar $3,44 milyar) tersebut akan resmi dihentikan dalam dua tahun mendatang.
Kebijakan subsidi insentif pembelian mobil listrik terbukti telah berhasil memikat para konsumen, sehingga angka penjualan mobil listrik di Jerman pada tahun 2021 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 328.000 unit.
Subsidi insentif untuk mobil listrik dengan harga di bawah €40.000 akan dipangkas dari €6.000 menjadi €4.500 pada awal tahun depan, dan akan diturunkan hingga €3.000 menjelang akhir tahun 2023.
Demikian pula untuk mobil listrik dengan rentang harga €40.000 – €65.000, subsidi insentif akan diturunkan dari €5.000 menjadi €3.000 per 1 Januari 2023. Mulai pertengahan tahun 2023 mendatang, subsidi insentif hanya diberikan untuk pembelian mobil listrik dengan harga kurang dari €45.000.
Saat ini pemerintah Jerman tidak lagi memberikan subsidi insentif untuk pembelian mobil listrik dengan harga lebih dari €65.000. Sedangkan subsidi insentif untuk pembelian mobil plug-in hybrid (PHEV) akan dihentikan sepenuhnya pada akhir tahun ini.
Robert Habeck, Wakil Kanselir Jerman yang juga menjabat sebagai Menteri Ekonomi menyatakan bahwa pemerintah dan parlemen tengah membahas revisi anggaran negara.
Saat ini irisan terbesar kue penjualan mobil listrik di Jerman berada di tangan Volkswagen dengan porsi 20,3 persen. Tesla menempati urutan kedua dengan porsi 11,2 persen.
KOMENTAR (0)