Walau memiliki fungsi utama untuk melumasi mesin, ternyata oli motor memiliki spesifikasi yang beragam. Umumnya, setiap motor sudah memiliki standar oli yang sesuai dengan dengan jenis dan tipenya. Jika motor menggunakan oli dengan spesifikasi yang keliru, bermacam komplikasi permasalahan justru timbul karena terjadi ketidaksesuaian pada mesin.
Anto Hananto, Kepala Bengkel AHASS 88, menganalogikan oli motor seperti oktan BBM, di mana setiap nilai oktan tidak hanya menjadi idikator akan kualitas BBM, tapi juga sebagai patokan untuk kendaraan apa saja yang cocok menggunakan jenis BBM tersebut.
Dia mengatakan, indikator standar yang dijadikan acuan untuk spesifikasi oli disebut dengan kode JASO (Japan Automobile Standard Organization). Kode ini merupakan spesifikasi acuan untuk menentukan kecocokan oli dengan motor.
“Pasti kode sudah tertera di label oli. Contohnya, motor matik menggunakan oli dengan kode JASO MB sedangkan motor kopling menggunakan oli dengan kode JASO MA,” ujarnya.
Anto menjelaskan, ada beberapa kendala yang bisa terjadi jika motor menggunakan oli yang tidak sesuai dengan spesifikasi motor. “Misalnya motor matik pakai oli motor kopling atau sebaliknya, nantinya tarikan motor akan terasa berat karena pelumasan tidak maksimal. Kendala ini pasti bisa langsung dirasakan, mesin jadi berisik dan nggelitik,” kata dia.
Pada akhirnya, tarikan motor yang berat akan membuat mesin bekerja lebih keras dan overheating bisa terjadi. Minimnya pelumasan pada mesin juga bisa mengikis beberapa komponen penting seperti klep dan seher.
Kendala lain yang bisa terjadi adalah konsumsi BBM yang meningkat. Oli yang tidak sesuai spesifikasi akan membuat motor lebih cepat kehabisan bensin.
“Supaya tidak keliru, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan teknisi saat hendak mengganti oli. Biasanya kendala ini dialami oleh pengguna yang membeli oli lewat toko online. Mereka keliru beli dan terlanjur pasang sendiri, ternyata oli tidak sesuai spek motor,” ucap Anto.
KOMENTAR (0)