Land Rover yang digunakan sebagai Mobile Malaria Project, pemenang Land Rover Bursary 2018 bekerjasama dengan Royal Geographical Society sudah menyelesaikan tugasnya selama delapan pekan menjelajah empat negara di bagian sub-Sahara Afrika.
Adapun Land Rover Bursary menggunakan Discovery sebagai laboratorium berjalan untuk meneliti secara genetika di lapangan untuk memerangi wabah malaria. Melibatkan peneliti dari Universitas Oxford dan rekanan di Afrika.
Land Rover Discovery yang digunakan telah menjelajah 7.350 km melewati negara Namibio, Zambia, Tanzania dan Kenya.
“Malaria berefek pada jutaan manusia di seluruh dunia setiap tahun. Di Jaguar Land Rover kita terdorong menggunakan teknologi yang dimiliki untuk membantu para ahli di lapangan untuk lebih jauh mengamati dan Land Rover Bursary sebagai salah satu contohnya,” ujar Dr Steve Iley, Jaguar Land Rover Chief Medical Officer.
“Kami bangga dengan keunikan Discovery yang dikembangkan oleh tim di Special Vehicle Operations sangat membantu mencari DNA memungkinkan mencarinya di wilayah yang paling sulit dijangkau,” jelasnya.
Discovery diciptakan sebagai laboratorium berjalan, di dalam kabinnya menyediakan ruang hingga 1.137 liter sehingga cukup muat untuk menempatkan tempat pendingin sebagai penyimpan hasil penelitian dan juga sumber tenaga baterai.
Dirancang ringkas dan dapat menghadirkan sepasang atap lipat, P3K, winch, sand/mud track, roof rack dan tambahan penerangan LED ketika malam hari merupakan bagian dari modifikasi.
Usai perjalanan Land Rover Bursary 2018 ini, untuk pemenang Land Rover Bursary 2019 yang kesemuanya adalah wanita akan melakukan perjalanan ke daerah terpencil di Afrika Timur andalkan Discovery.
Land Rover Bursary tahun ini akan menginformasikan para petani untuk penerapan teknologi penanggulangan hama tanaman yang paling mengganggu ketahanan pangan.
Sedianya Land Rover Bursary 2020 untuk kali pertama akan menggunakan Defender. Pendaftaran peminat akan dimulai 1 September dan ditutup 30 November 2019. [KCH]
KOMENTAR (0)