‘Kebo Bule’, Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

Gelaran Kustomfest 2016 yang mengangkat tema ‘Reborn Legend‘ usai digelar, dan ditutup salah satunya dengan pengumuman pemenang lucky draw sebuah sepeda motor kustom berjuluk ‘Kebo Bule‘. Motor kustom ini dibangun khusus oleh Director Kustomfest, Lulut Wahyudi, dan telah dibubuhi tanda tangan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Akhirnya, sang ‘Kebo Bule‘ ini diberikan pada Deny Arie Setiawan, seorang pedagang kelontong asal Magelang yang menjadi pengunjung yang beruntung untuk membawanya pulang.

Mungkin banyak yang belum tahu seperti apa sebenarnya itu ‘Kebo Bule’. Nah, saat ditemui Otoblitzclassic di lokasi acara beberapa hari yang lalu, sang kreator Lulut Wahyudi sedikit berkisah tentang motor kustom buatannya tersebut.

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

Lulut yang juga pemilik dari Retro Classic Cycles Yogyakarta ini mengaku tak hanya selalu mengeksplorasi budaya Yogyakarta, namun kekayaan warisan budaya dari berbagai daerah di Indonesia pun ikut mewarnai karya-karya-karyanya, salah satu contohnya adalah motor kustom ‘Kebo Bule‘ ini.

Dirinya mengatakan bahwa pembuatan ‘Kebo Bule’ tersebut bukan sekedar mengkreasi sisi engineering yang berbeda, namun dari detail konsep pun hadir dengan pemikiran yang berlatar belakang budaya Nusantara yang dipadukan dengan teknologi istimewa. “Kustomfest adalah event yang memadukan antara art dan engineering, karena disinilah kami mencurahkan segala gagasan, ide, dan kemampuan rancang bangun kendaraan berlatar inovasi,” kata Lulut.

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

Dirinya menambahkan bahwa ‘Kebo Bule’ ini terinspirasi dari sebuah Kereta Paksi Naga Limandi dari Kesultanan Kanoman, Cirebon. Sebuah kereta yang dibangun pada tahun 1350 Saka atau tahun 1428 Masehi oleh Pangeran Losari, dan akhirnya menjadi kereta kebesaran Sunan Gunung Jati. “Berawal dari perjalanan saya ke Cirebon untuk menyebarkan virus kustom kepada para builder daerah, saat itulah saya menangkap warisan luhur budaya Cirebon yang akhirnya membuahkan hasil ‘Kebo Bule’ ini,” tambah Lulut.

“Lama saya termenung melihat detail kereta kencana tersebut, karena memang sangat berbeda dengan yang pernah saya lihat sebelumnya. Saya hanya berpikir, pada saat itu sudah menonjol sisi teknologi yang mampu membuat kereta itu nyaman untuk ditumpangi, antara lain pada sisi konstruksi rodanya yang jika dilihat begitu memperhatikan kenyamanan penumpangnya,” lanjutnya.

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

“Sesampainya di Yogyakarta dan dalam waktu 30 hari pengerjaan, saya ramu inspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi tersebut kedalam sosok motor kustom yang berbasis American Tradistional Old School Chooper bernuansa motif Cirebon.”

Meski dengan waktu terbatas, Lulut mencurahkan segala kemampuan dalam craftmanship motor ini agar benar-benar berkarakter, sedap dipandang, dan tentu nyaman dikendarai sesuai pakem Retro Classic Cycles. Setiap detail mulai dari konstruksi frame, pemilihan setang, dan posisi mengendarainya dirancang sedemikian rupa agar ‘Kebo Bule’ ini memunculkan kesan glamor serta menonjolkan paduan kuat antara art dan engineering.

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

Soal pemilihan mesin American V Twin Sportster pun, Lulut tidak serta merta mengaplikasikannya ke dalam frame rigid rancangannya. Namun, pengerjaan dilakukan penuh dengan rekayasa seni agar berbanding sejajar bersama karya handmade Retro Classic Cycles, termasuk aksesori mesin dari EMD. Sementara dalam hal painting, Lulut juga mendorong painter muda Titah Argayoga dari Retro Syndicate Kustom Paint mengeksplorasi kemampuannya sehingga dipercaya melabur si ‘Kebo Bule’.

“Saya telah berkeliling daerah di Indonesia dan terus mempelajari bagaimana para builder daerah merancang motornya dan juga melihat teknik pengerjaannya. Dan melalui ‘Kebo Bule’ ini, saya menyempurnakan apa yang didapatkan dengan memperhatikan semua sudut,” Lulut melanjutkan.

'Kebo Bule', Terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Limandi

“Misalnya, perpaduan fork springer dengan dimensi handlebar mini ape hanger untuk menjadi satu ciri sosok chopper bergaya tradisional, namun tidak meninggalkan sisi ergonomis dan kenyamanan handling,” pungkasnya. Amazing! **MS/ Foto-foto: Agus Budi

TAGS

KOMENTAR (0)