Kalau “ODOL” adalah pasta gigi yang membersihkan dan mengharumkan mulut dan gigi, maka ODOL yang satu ini (truk ODOL) menjadi salah satu masalah pelik dalam transportasi di Indonesia. Banyaknya truk yang direkayasa ukuran dan daya muatnya (over dimension over load, ODOL) sehingga dapat memuat barang yang melebihi batas kemampuan teknis secara ekstrem ternyata bukan hal sepele. Maksudnya, bukan sekadar pelanggaran kelebihan muatan yang berakibat kemacetan, kerusakan jalan, dan potensi kecelakaan.
Secara teknis, truk ODOL masih beredar karena terkait dengan beragam masalah di lapangan yang saling berhubungan satu sama lain. Alhasil, untuk membersihkan praktik truk ODOL harus dimulai dari inti masalah. “Perbaiki praktik uji KIR yang memberi izin truk ODOL beroperasi, ormas yang memungut di jalan, premanisme di pusat bangkitan dan tarikan barang, serta pemilik barang yang memaksakan membawa muatan lebih,” jelas Pengamat Transportasi dari Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno seperti dikutip Kompas.com (29/8/2020) dan terpublikasi dalam kanal berita situs Gaikindo. Pada sisi lain, pabrikan truk menawarkan produk alternatif yang sesuai program bebas ODOL (Zero ODOL) semisal Hino Ranger, Fuso Fighter, dan Tata Prima.
KOMENTAR (0)