Raksasa industri otomotif Daimler, ternyata, merugi sekitar 3,35 miliar euro (atau Rp 54,08 triliun) saat meluncurkan generasi pertama Smart Fortwo. Produk tersebut, belakangan, diklaim sebagai mobil paling gagal di Eropa hingga tahun 2013; menyusul Fiat Stilo di posisi kedua (merugi 2,1 miliar euro), dan VW Phaeton (1,99 miliar euro).
Klaim mengejutkan ini dilansir Bernstein Research, sebuah perusahaan manajemen investasi asal New York, Amerika Serikat, yang mencatat mobil-mobil paling gagal dalam 15 tahun terakhir – dan kemudian menamakannya sebagai: Top 10 European Money-Losing Cars.
Dalam laporan yang dirilis Selasa (14/1), Bernstein menyebutkan, pasang-surut kondisi ekonomi Eropa tahun lalu menjadi salah satu penyebab.
“Penelitian itu kami hitung berdasarkan jumlah model yang diproduksi, perkiraan biaya produksi, investasi, pengeluaran untuk riset dan pengembangan; serta dikombinasikan dengan perkiraan realisasi harga, keuntungan setiap mobil bila terjual, dan stok yang masih ada,” kata Max Warburton, analis dari Bernstein Research.
Dari data-data tersebut, secara kumulatif, tiga pabrikan besar: Fiat, VW, dan Daimler AG merugi lebih dari 20 miliar euro (sekitar Rp 322,9 triliun) untuk riset, pengembangan, sampai promosi. Sementara Bugatti Veyron, Peugeot 1007, dan Jaguar X-Type juga menghabiskan banyak uang untuk hal serupa; hingga dalam beberapa kasus nyaris menenggelamkan perusahaan.
Berikut daftar “Top 10 European Money-Losing Cars” versi Bernstein Research:
*dalam Euro
1. Smart Fortwo (generasi pertama): € 3,35 miliar.
2. Fiat Stilo: € 2,1 miliar.
3. VW Phaeton: € 1,99 miliar.
4. Peugeot 1007: € 1,90 miliar.
5.Mecedes-Benz A-Class: € 1,71 miliar.
6. Bugatti Veyron: € 1,7 miliar.
7. Jaguar X-Type: € 1,7 miliar.
8. Renault Laguna: € 1,54 miliar.
9. Audi A2: € 1,33 miliar.
10. Renault Vel Satis: € 1,2 miliar.
KOMENTAR (0)