GM bersikeras ingin melestarikan “sinkhole” di National Corvette Museum. Namun, anggota dewan museum menolak.
National Corvette Museum di Bowling Green, Kentucky, sempat menyajikan pameran yang tidak biasa sejak Februari lalu.
Selain menampilkan Corvette langka dan ikonik pada layar lebar, “dipamerkan” juga sebuah sinkhole sepanjang 60 kaki, dengan lebar 45 kaki, dan kedalaman 30 kaki.
Lubang besar akibat bencana alam itu, tragisnya, telah menelan delapan Corvette yang amat bersejarah. Namun, uniknya, sinkhole tersebut justru menjadi atraksi yang lumayan populer untuk sebagian pengunjung!
Alhasil, General Motor, sebagai pemilik museum, berencana untuk melestarikan setidaknya sebagian dari lubang pembuangan itu. Tapi, anggota dewan museum berbalik menentang. Alasannya, biaya.
Untuk bisa “melestarikan” sebagian lubang saja, para pekerja harus menginstal dinding penahan setinggi 35 kaki, dan memasukkan balok sebagai pencegah keretakan di kemudian hari. Total biaya, tak main-main, bisa mencapai US$ 1 juta, atau dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Kekhawatiran lain adalah biaya pemeliharaan.
Intinya, ide itu tidak praktis, titik!
Belakangan, GM mengambil “jalan tengah”, dan mengumumkan bahwa mereka (hanya) siap menggelontorkan US$ 250.000 untuk memulihkan tiga Corvette rusak. Masing-masing: Corvette ZR1 Blue Devil prototype (2009), White Convertible (1992) — satu dari hanya sejuta Corvette yang pernah diproduksi, dan Black Corvette (1962).
Sementara lima Corvette lainnya terlanjur rusak parah. Toh, GM tetap bersikeras agar kelima Corvette yang sudah penyok dan hancur-lebur itu tetap ditampilkan dalam museum.
KOMENTAR (0)