Penjualan mobil dalam negeri mencatat sejarah baru. Angkanya merosot tajam hingga 90 persen. Kondisi tersebut dampak dari pandemi COVID-19 yang mewabah secara global. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada bulan April 2020, asosiasi mencatat penjualan ritel mobil sebesar 24.276 unit.
Angka ini turun 69,8 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 80.622 unit. Sedangkan dari Maret 2020, turun 59,8 persen dari 60.488 unit. Sementara penjualan wholesales (distribusi pabrik ke diler) pada waktu yang sama, menyentuh angka 7.871 unit, atau turun 90,6 persen yang tahun lalu mencapai 84.056 unit. Bila dibandingkan Maret 2020, angkanya juga merosot 89,7 persen yang sebelumnya mencatat distribusi 76.811 unit.
Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo mengatakan, saya bisa katakan ini penjualan terendah selama sepuluh sampai lima belas tahun terakhir ini di bulan April. Sebelumnya Gaikindo memperkirakan penurunan penjualan mobil tahunan akibat masa paceklik di pandemi corona ini mencapai 40 persen. Artinya dari 1,032 juta unit pada 2019, turun menjadi sekitar 600 ribuan pada 2020. “Cuma melihat hasil bulan April yang wholesales-nya luar biasa turun sekitar 90 persen dengan angka tidak sampai 8 ribu unit, ini jadi pukulan yang luar biasa,” tambahnya.
Namun melihat kinerja tersebut, Nangoi pesimistis dengan koreksi target yang dicanangkan tadi. Belum lagi imbas penyetopan produksi, penutupan sementara diler, dan stok mobil yang menumpuk di pasar. “Itu kami prediksi saat pertengahan April. Tapi melihat kondisi bulan Mei yang sedang berjalan, terus terang ada perasaan was-was di hati saya, karena kemungkinan 600 ribu akan sangat berat sekali,” pungkas Nangoi.
KOMENTAR (0)