
Seri kelima Old Skool Racing Championship (OSRC) dalam gelaran Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) sukses digelar. Sebanyak 15 peserta dalam ajang balap yang menampilkan berbagai varian mobil klasik ini, selain menghadirkan persaingan ketat diantara para pebalap, juga diikuti oleh beberapa peserta baru, salah satunya adalah Ichsan Rudyanto dari Bandung.
Meskipun hanya menggunakan mobil VW Beetle 1971 1.600 cc dan harus mengejar lawan-lawannya yang rata-rata menggunakan mesin 2.000 cc, lelaki yang tergabung dengan tim Boska Motorsport ini mengaku sangat menikmati balap di kelas Old Skool ini.

Dirinya menambahkan bahwa lebih seru balap dengan mobil klasik dibanding mobil baru. “Jika mobil baru kan sudah kenceng, apalagi jika dioprek. Sementara, mobil tua seperti ini kan jarang yang kenceng. Jadi ingin menunjukkan saja bahwa mobil tua pun bisa kenceng larinya,” ujar Ichsan saat ditemui Otoblitzclassic usai balap di Sirkuit Sentul, Minggu (25/10).
Mulai balap dari tahun 2014 di kelas OMR VW, dirinya mengaku masih sedikit merasakan kesulitan saat mengendarai mobilnya. Karena menurutnya, balap menggunakan mobil berjuluk ‘VW Kodok’ ini memang agak susah, salah belok sedikit saja pasti ‘melintir’. “Jadi menurut saya, jika sudah mahir balap dengan menggunakan VW, pasti ke mobil lainnya akan lancar,” tambahnya.

Baru mengikuti balap Old Skool di seri kelima, pria yang baru menginjak usia 18 tahun ini juga mengaku sedikit mengalami kesulitan menghadapi lawannya di kelas Old Skool. “Meskipun harus menghadapi lawan yang lebih berpengalaman, saya bersyukur bisa meraih juara di Class OSC3,” ujar Ichsan.
Sementara Isnaini, sang Ibunda dari Ichsan yang selalu menemani saat balap mengaku sangat takut saat pertama kali Ichsan meminta ijin untuk ikut ajang balapan. “Tapi setelah saya pikir, daripada dia balap di jalanan, lebih baik disalurkan dengan benar,” kata Isnaini.

Ia mengaku bahwa dirinya tidak bisa menolak keinginan Ichsan, lantaran memang keluarga -mulai dari bapak dan pamannya, semua senang otomotif. Bahkan dari kecil, Ichsan sudah diajari sang ayah untuk memegang kemudi, meskipun saat itu kakinya belum bisa menyentuh pedal gas dan rem.
Isnaini juga menambahkan bahwa saat ini sebenarnya pamannya selalu menganjurkan agar Ichsan berpindah kelas, karena menurutnya, Ichsan ini memiliki bakat. Tapi sebagai seorang ibu, ia tak ingin Ichsan jadi pebalap, hanya untuk menyalurkan hobi saja. “Hitung-hitung pemicu agar dia lebih semangat bersekolah,” tambahnya.

Sementara Ervin Maladjong selaku Promotor semakin yakin untuk menggelar OSRC seri terakhir, yang akan dilangsungkan pada bulan November mendatang. “Melihat peserta Old Skool seri kelima ini, saya yakin untuk seri terakhir nanti peserta bisa bertambah. Mudah-mudahan bisa mencapai 20 peserta,” ungkapnya. **MS

































KOMENTAR (0)