Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-74 tahun dan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada tanggal 10 Agustus, Shell Lubricants menggelar seminar bertajuk “Inovasi untuk Negeri” dan acara final kompetisi “Think Efficiency 2019”.
Acara ini hasil kerjasama Shell Lubricants Indonesia dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin. Acara ini juga merupakan wujud komitmen Shell dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi di Indonesia.
“Kami memahami pentingnya riset dan inovasi teknologi untuk menghadapi dunia yang terus berkembang dan tantangan energi di masa depan. Inovasi berkelanjutan juga merupakan prioritas kami di Shell dan kami telah melakukan berbagai terobosan serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk kalangan industri dan akademisi, untuk bersama-sama mencari ide, solusi dan inovasi teknologi sejalan dengan semangat Revolusi Industri 4.0 yang menjadi lompatan besar bagi sektor industri termasuk dalam hal pemanfaatan energy,” jelas Dian Andyasuri, Direktur Pelumas PT Shell Indonesia, di Jakarta, Selasa (20/8).
Seminar “Inovasi untuk Negeri” yang dihadiri tak kurang dari 100 peserta, membahas berbagai isu menarik seputar energi dan tribologi (ilmu mengenai gesekan, keausan dan pelumasan yang berkontribusi terhadap efisiensi energi). Seminar ini juga membahas berbagai tantangan dan gagasan serta kebijakan terkait masa depan energi, yang disampaikan oleh para narasumber yang menjadi pakar di bidangnya.
Sebagai pembicara utama, Prof. Ainun Naim dalam paparannya mengatakan, “Sejalan dengan semangat perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-74 tahun ini, kami melihat Think Efficiency sebagai katalisator invensi dan inovasi dalam menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia maju.”
Adapun Deendarlianto pada kesempatan seminar ini berbicara mengenai ketahanan energi nasional. Ia menjelaskan konsep Center of Excellence (COE) sebagai sebuah ide untuk menghadapi tantangan energi masa depan. Menurutnya, target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 sangat tinggi yaitu 23%. “Untuk menghadapi tantangan tersebut, COE (Center of Excellence) yang berfungsi memfasilitasi, memimpin, memberikan dukungan dan/atau pelatihan kepada masing-masing area fokus menjadi kunci dalam melahirkan inovasi melalui riset-riset unggulan yang terintegrasi. Oleh karena itu, kegiatan seperti ‘Think Efficiency’ ini sangat baik untuk menjembatani kolaborasi antara akademisi dan pelaku industri demi terwujudnya Center of Excellence yang mampu menjawab berbagai tantangan energi di Indonesia”, tambahnya.
“Kegiatan Think Efficiency merupakan wujud partisipasi kami untuk dapat berperan dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan aspirasi ‘Shell untuk Indonesia’ dimana kami ingin berperan aktif sebagai energi pemacu bangsa, bekerja dan berkarya bersama dengan talenta Indonesia, berkontribusi dalam pembangunan negeri melalui penciptaan ide. Kami yakin kegiatan ‘Think Efficiency’ dapat menjadi wadah yang mampu melahirkan karya-karya inovatif untuk membantu mempersiapkan bangsa Indonesia menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi bangsa yang besar, unggul, serta berdaya saing,” jelas Dian lagi.
Pemenang “Think Efficiency 2019”
Sejak tahun 2018, Shell bekerjasama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) menggelar ajang kompetisi ide inovasi “Think Efficiency”. Kompetisi berhadiah total Rp150 juta ini merupakan bentuk kontribusi Shell untuk Indonesia dalam mendorong lahirnya inovator masa depan untuk mencari solusi atas tantangan dunia di bidang energi.
Tahun ini, kompetisi “Think Efficiency” telah dimulai sejak 1 April 2019 dan berhasil menjaring berbagai ide inovasi dari 140 lebih peserta yang terdiri dari siswa sekolah menengah, mahasiswa, hingga kalangan profesional seperti peneliti, guru, dosen hingga profesor. Setelah melalui proses penilaian yang panjang, dewan juri akhirnya memutuskan dua tim inovator Indonesia terbaik sebagai pemenang kompetisi inovasi “Think Efficiency Award 2019.”
Untuk kategori Energi, tim Maxwell dengan karya inovasi “Jelly Blueflame Stove” berhasil meyakinkan dewan juri dan berhak menjadi juara pertama. Tim yang beranggotakan dua orang dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini telah berhasil menciptakan sumber energi pengganti gas LPG pada kompor berbasis gel bioethanol dan biodiesel berbahan dasar limbah tandan kosong kelapa sawit dan limbah bulu unggas. Ikhwanuddin dari tim Maxwell mengatakan, “Kami senang dapat mengikuti dan menjuarai kompetisi ide inovasi Think Efficiency 2019. Kompetisi ini merupakan wadah yang penting bagi anak muda untuk mengkomunikasikan hasil riset dan inovasinya kepada publik.”
Sementara untuk kategori Tribologi, juara pertama berhasil diperoleh Tim Material Research Club (MRC) dengan menampilkan karya inovasi “Eco-friendly anti fouling & anti corrosion additive for marine lubricating.” Tim MRC membuat aditif co-polimer PAMA-OCP untuk pelumas kapal dengan bahan dasar minyak kelapa sawit yang dapat meningkatkan performa pelumas dan menghindari penurunan fungsi mesin.
Atas prestasinya tersebut, masing-masing pemenang berhak memperoleh hadiah sebesar Rp35 juta dan kunjungan ke Shanghai Technologi Center di tahun 2020 untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan para ahli inovasi dari Shell.
Kompetisi inovasi “Think Efficiency 2019” menitikberatkan penilaian pada aspek originalitas, produk, dampak dan keberlanjutan. Dua bidang yang dipilih yaitu Energi dan Tribologi, merupakan bidang kompetensi Shell. Sinergi dengan para inovator diharapkan akan memberikan dampak besar dan positif untuk perkembangan teknologi Indonesia di masa depan agar bersiap dalam menghaaadapi tantangan energi dan menyongsong Revolusi Industri 4.0 ke depan.
Syarif Riyadi, Co-founder Ecadin , yang juga menjadi juri dalam kompetisi “Think Efficiency 2019” mengatakan, “Jumlah ide yang masuk tahun ini lebih variatif dan kreatif dari tahun lalu. Banyak ide-ide besar yang aplikatif dan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Hal ini tentu memberikan harapan besar bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dan unggul dalam menghadapi tantangan energi kedepan.”
KOMENTAR (0)