Perusahaan ban Michelin Indonesia mengumumkan telah menghentikan penggunaan bungkus plastik pada ban motor produknya. Inisiatif ini bagian dari komitmen mengurangi sampah plastik sekali pakai, dan menjalankan proses bisnis yang berkelanjutan.
Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette menerangkan, perusahaan menggunakan pendekatan ekonomi sirkular yaitu mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle), dan memperbarui (renew). “Menghilangkan bungkus plastik pada ban motor akan secara signifikan mengurangi sampah plastik sekali pakai,” ujar dia dalam acara virtual.
Langkah Michelin meniadakan bungkus plastik untuk ban motor dimulai sejak Maret 2021. Kebijakan ini akan diikuti oleh perusahaan Michelin lainnya di Indonesia, yaitu Multistrada Arah Sarana. Secara bertahap hingga akhir 2021, Michelin berharap bisa mengurangi lebih dari 80 persen sampah plastik sekali pakai.
Setiap tahun, Michelin dan Multistrada Arah Sarana menghabiskan rata-rata 300 ribu kilogram plastik untuk membungkus ban motor. Bungkus ini pada akhirnya dibuang dan menjadi sampah. “Pada 2022 kami menargetkan nol bungkus plastik ban. Kami percaya ini langkah yang tepat sebagai bentuk tanggung jawab Michelin,” kata Steven.
Sementara Head of Marketing Consumer Products Michelin Indonesia, Roslina Komalasari menjelaskan meski tanpa bungkus plastik, kualitas dan performa ban motor tidak akan berubah. “Ban motor Michelin diproduksi dengan menggunakan bahan baku kualitas terbaik dan mengikuti standar keselamatan tertinggi,” tutur Roslina.
Untuk memudahkan penjual dan pengguna menemukan ban yang mereka butuhkan, Michelin memasang stiker berdasarkan pola, kategori dan ukuran. Semua informasi tentang ban dapat ditemukan pada stiker.
Kebijakan tersebut juga didukung oleh mitra distribusi utama Michelin, yaitu Planet Ban. “Keuntungan dari tidak adanya pembungkus adalah konsumen bisa langsung melihat pola kembangan ban motor Michelin,” ujar Roslina.
KOMENTAR (0)