Dewasa ini, banyak sektor bisnis mulai menerapkan transformasi dalam menjalankan perusahaannya berlandaskan prinsip keberlanjutan. Tren keberlanjutan ini bukan tanpa alasan. Prinsip kunci seperti pengurangan limbah, pemulihan energi, efisiensi waktu, serta ramah lingkungan menjadi faktor-faktor utama yang mulai dipertimbangkan untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang semakin dinamis saat ini, terutama terkait ketersediaan sumber daya di masa depan.
Begitupun penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri otomotif yang merupakan implementasi dari ekonomi sirkular bisa berwujud dengan pelaksanaan bisnis dengan fokus mengurangi, menggunakan kembali serta mendaur ulang.
Ekonomi sirkular hadir sebagai alternatif ekonomi linier tradisional, dimana pelaku ekonomi menjaga agar sumber daya alam dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.
Industri otomotif dan komponen pun tidak mau ketinggalan. Di Indonesia misalnya, PT Goodyear Indonesia Tbk dengan mengacu pada induk perusahaannya sudah mengusung program Multiple Life.
Seperti di mancanegara, penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri otomotif sudah mulai dikenal dan dapat ditemui pada perusahaan truk dan bus dari Jerman, MAN Truck & Bus AG, yang memanfaatkan komponen bekas untuk diproduksi kembali. Keuntungannya adalah biaya produksi yang menjadi lebih murah dengan memanfaatkan komponen bekas yang sudah tidak terpakai.
Dalam konsep ini, Goodyear mengajak produsen kendaraan dan komponen untuk mengedepankan prinsip ekonomi sirkular, tidak hanya dalam tujuan keberlanjutan tetapi juga dari perspektif bisnis.
Dengan mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memproduksi ulang suku cadang dan bahan, ada banyak sumber daya yang harus dihemat di seluruh rantai pasokan, memberikan manfaat lingkungan, serta menjamin ketersediaan sumber daya di masa depan.
KOMENTAR (0)