Terhentinya pemberian insentif secara sementara pada instrumen Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk otomotif pada Januari 2022 berdampak cukup signifikan. Penjualan mobil, sebagaimana dilansir data olahan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), anjlok cukup dalam hingga 22,6 persen dibandingkan Desember 2021.
Rinciannya, pada penjualan dari pabrik ke diler alias wholesales turun 13 persen dari 96.673 unit menjadi 84.062 unit. Sementara penjualan ritel anjlok 22,6 persen alias 78.568 unit dari sebelumnya 101.468 unit.
Namun, apabila dibandingkan hasil penjualan Januari 2021, terlihat bahwa daya beli masyarakat pada awal tahun ini mulai membaik dengan rata-rata kenaikan 50 persen. Untuk wholesales antara Januari 2021 dibandingkan bulan yang sama 2022, kenaikan mencapai 58,9 persen atau dari 52.909 unit.
Adapun penjualan mobil di pasar domestik paling banyak dibukukan oleh merek Toyota dengan torehan 22.886 unit, usai mengalami peningkatan penjualan 42,7 persen dari Januari 2021. Namun secara pertumbuhan penjualan, masih kalah dengan Wuling dan Daihatsu yang masing-masing mencapai 209,5 persen dan 103,7 persen.
Hanya saja memang volumenya belum terlalu besar. Daihatsu yang menduduki peringkat penjualan terbanyak nomor dua, di periode sama mencatatkan penjualan 18.319 unit. Kemudian diikuti oleh Mitsubishi Motors (12.135 unit) dan Honda (10.884 unit).
Sementara Wuling meski tumbuh sangat signifikan masih berada pada peringkat ketujuh merek mobil terlaris dengan angka penjualan 1.693 unit. Tepat berada di bawah Suzuki (7.017 unit) serta Isuzu (2.828 unit).
KOMENTAR (0)