Pandemi Covid-19 memang sangat menimbulkan efek negatif pada sektor ekonomi. Ini juga terjadi pada industri otomotif Indonesia. Meski demikian kondisi tersebut tak membuat para pelaku industri pasrah. Industri otomotif Indonesia perlahan mulai bangkit.
“Setelah mempelajari situasinya, kita optimis untuk meningkatkan industri otomotif dan bisa dilihat kini sudah mulai tumbuh meski tidak seperti situasi sebelum masa pandemi,” tegas Direktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier di sela-sela acara Webinar Diskusi Virtual Industri Otomotif yang bertajuk ‘Upaya Pemerintah Bangkitkan Industri Otomotif dari Dampak Pandemi COVID-19’ beberapa waktu lalu.
Taufiek mengungkapkan bahwa industri otomotif Indonesia diprediksi masih akan terus tumbuh jika dilihat dari pertumbuhan kendaraan dan masih sedikitnya kepemilikan kendaraan masyarakat.
Sementara itu, Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo menambahkan, Di Indonesia, penjualan mobil berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sempat turun hingga nyaris 90 persen dalam beberapa bulan.
Namun kini, setelah masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) dimulai, industri otomotif pun mulai berbenah untuk kembali berbisnis seperti sediakala.
Gambaran umum industri kendaraan bermotor nasional, untuk industri kendaraan bermotor (KBM) roda empat (R4) atau lebih di Indonesia saat ini ada 19 pabrik/perusahaan, dengan produksi (2019) mencapai 1,28 juta unit kapasitas produksi 2,35 juta unit pertahun, menyerap tenaga kerja 38,47 ribu orang dan jumlah investasi sampai dengan 2019 mencapai Rp 93,22 triliun. Ini masih bisa ditingkatkan, jika melihat rasio kepemilikan mobil hanya 87 unit per 1.000 penduduk.
Taufiek juga menjelaskan bahwa untuk industri kendaraan bermotor (KBM) R2 (roda dua / sepeda motor) dan R3 (roda tiga) akan tetap tumbuh.
Saat ini sudah ada 26 pabrik/perusahaan yang sudah berdiri di Indonesia dengan total produksi (2019) mencapai 7,29 juta unit dan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit/tahun. Serta memperkerjakan 31,91 ribu pekerja dan menginvestasikan dana (hingga 2019) Rp 10,05 triliun.
“Ini juga masih bisa ditingkatkan dengan rasio kepemilikan sepeda motor yang relatif masih kecil 1 unit motor per 3,5 penduduk,” jelas Taufiek.
Taufiek memaparkan bahwa untuk Wholesale (dari pabrik ke dealer) pada 2020 pada kuartal ke-2 (April-Juni) ada penurunan signifikan akibat pandemi hanya mencapai 24.042 unit, namun mengalami peningkatan signifikan mencapai 362 persen pada kuartal ke-3 mencapai 111.114 unit.
“Sedangkan untuk R2 dan R3, wholesale pada kuartal ke-2 (April-Juni) mencapai 1.545.165 unit, namun merangkak naik pada kuartal ke-3 (Juli-September) mencapai 1.693.032 atau mengalami peningkatan mencapai 9,5 persen,” tambahnya.
Beberapa kalangan pun tetap optimistis industri otomotif akan pulih dan lebih hingga pada 2021 untuk kembali normal, hingga terus berkembang.
KOMENTAR (0)