Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, brand Hyundai mungkin bukanlah pemain besar bila dibandingkan dengan pabrikan otomotif raksasa asal Jepang dan Eropa yang telah jauh lebih lama berada di pasar otomotif Indonesia. Kendati demikian, brand asal Korea Selatan ini telah menapakkan kaki di tanah air sejak 21 tahun silam.
Tentu bukanlah waktu yang sebentar bagi Hyundai untuk melakukan penetrasi pasar hingga dapat dikenal masyarakat seperti saat ini. Untuk membangun sebuah brand agar dapat bersaing dengan kompetitor raksasa dibutuhkan seorang pemimpin yang tangguh.
Motor Trend kali ini menampilkan wawancara eksklusif antara Azman Osman, Editor in Chief Majalah Motor Trend Indonesia/CEO Otoblitz Media Sinergy dengan Mukiat Sutikno, President Director PT Hyundai Mobil Indonesia (PT HMI).
Apa yang pertama kali terpikir oleh Anda saat mendapat tawaran untuk memimpin Hyundai Mobil Indonesia?
Saya pertama kali bergabung dengan PT HMI sebagai Vice President Director. Pada saat itu posisi President Director PT HMI masih dipegang oleh Bapak Jongkie D Sugiarto. Menurut saya, beliau adalah figur dari “Father of Hyundai di Indonesia”.
Suatu ketika Pak Jongkie menelpon saya, dan menawarkan kepada saya untuk mengelola PT HMI. Saat mendengar tawaran tersebut, saya merasa kaget sekaligus tertantang untuk dapat mengelola dan memajukan brand Hyundai di Indonesia.
Tantangannya bagi saya adalah; pertama, apakah saya mampu membawa brand Hyundai melangkah lebih maju dan besar? Dan, kedua, kondisi ekonomi Indonesia pada saat itu sudah mulai terlihat mengalami penurunan (hingga saat ini – Red). Namun, saya yakin, dengan dukungan dari segenap tim di PT HMI dan para pelanggan setia kami, tidak ada rintangan yang tak dapat dilalui.
Sebelumnya Anda terus konsisten berkarir dan pernah menempati sejumlah posisi penting di beberapa brand otomotif terkemuka di Indonesia. Apakah pengalaman tersebut memberikan manfaat/keuntungan tersendiri saat Anda mulai menjabat sebagai President Director HMI, terutama pada kondisi perekonomian Indonesia seperti saat ini?
Pada tahun 2013, saya bertemu dengan pihak prinsipal Hyundai dari Korea Selatan. Saya sempat memaparkan kepada mereka perihal prediksi perekonomian Indonesia yang kemudian benar-benar mengalami penurunan drastis, terutama untuk daya beli konsumen yang melemah.
Berdasarkan sejumlah prediksi dan perhitungan yang matang, pihak prinsipal dan tim PT HMI dapat mengambil kebijakan strategis maupun taktis secara tepat dan cepat guna mengantisipasi gejolak ekonomi Indonesia, yang tentunya berdampak langsung pada pasar otomotif Indonesia dan juga terhadap penjualan produk kami.
Selama berkecimpung dalam bisnis otomotif di Indonesia, Anda cukup memahami kultur masyarakat (konsumen) Indonesia. Apakah kultur konsumen tersebut berpengaruh terhadap produk Hyundai yang Anda pasarkan di Indonesia?
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kultur konsumen Indonesia mulai mengalami perubahan.
Konsumen Indonesia kini lebih selektif dan tidak terlalu brand minded, walau harga masih menjadi pertimbangan utama bagi. Namun, saat ini cukup banyak konsumen otomotif Indonesia, terutama level menengah ke atas yang mulai melihat populasi mobil Hyundai di sejumlah kawasan lain seperti Amerika Serikat, Eropa, dan juga Timur Tengah. Bahkan, sebagian besar konsumen kami saat ini adalah level menengah ke atas. Hal ini membuat kami optimis, bahwa brand Hyundai dapat lebih berkembang di Indonesia.
Hyundai adalah merek Korea yang terkenal di dunia, namun masih terus berjuang untuk menjadi pilihan bagi konsumen di Indonesia. Apalagi selama ini merek Korea berada di bawah bayang-bayang merek otomotif asal Jepang. Bagaimana Anda menyikapi pandangan tersebut, dan apa yang akan Anda lakukan?
Untuk kelas menengah ke atas, produk Hyundai telah memiliki pangsa pasar tersendiri dan dapat bersaing dengan brand lainnya di segmen yang sama. Namun, justru yang menjadi pasar paling gemuk di Indonesia saat ini adalah segmen kendaraan entry level hingga kelas menengah.
Untuk saat ini line-up Hyundai yang dipasarkan di Indonesia belum merambah ke segmen entry level. Tapi, kami berharap dapat mulai merambah ke segmen entry level untuk dapat lebih memperkuat posisi brand Hyundai di pasar otomotif Indonesia.
Bagaimana pandangan Anda tentang Hyundai di Indonesia dan pasar mobil di Indonesia?
Market share Hyundai di pasar otomotif saat ini masih terbilang kecil. Seperti yang kita ketahui, pasar otomotif Indonesia didominasi oleh segmen LCGC, yang kini menempati posisi sekitar 70% dari total penjualan mobil di Indonesia. Bahkan, sejumlah produk mobil yang dibuat di Indonesia telah diekspor ke sejumlah negara.
Hal ini saya sampaikan kepada pihak prinsipal Hyundai di Korea Selatan sebagai bahan pertimbangan mereka. Dengan melakukan perakitan mobil di Indonesia, tentunya dapat meningkatkan konten lokal pada produk kami, sehingga harga jual pun dapat lebih kompetitif.
Selama ini Hyundai mengandalkan passenger car, dan kini Anda memiliki commercial car. Apakah anda melihat suatu peluang baru di pasar mobil Indonesia?
Pada ajang GIIAS 2016 lalu, kami menampilkan sosok pikap Hyundai H100 yang merupakan segmen kendaraan komersil. Namun, mengingat mobil ini merupakan segmen pikap ringan, maka saat ini Hyundai H100 masih berada di bawah naungan divisi passenger car kami.
Laju gerak pembangunan di seluruh wilayah Indonesia yang terus berjalan saat ini, merupakan peluang bagi pertumbuhan segmen kendaraan komersil. Kami pun secara bertahap mulai merambah ke segmen kendaraan komersil, yang kami prediksi akan terus berkembang pesat dalam beberapa tahun mendatang.
Hyundai Global punya portofolio produk yang sangat luas untuk kendaraan penumpang dan komersil pada berbagai segmen. Mana yang menjadi fokus utama Hyundai untuk pasar Indonesia?
Saat ini kami sedang mempelajari pangsa pasar segmen kendaraan komersil. Jaringan dealer kami secara bertahap mulai kami persiapkan untuk ekspansi ke segmen kendaraan komersil, terutama di kawasan luar Pulau Jawa. Kami memprediksi bahwa pertumbuhan pasar segmen kendaraan komersil di luar Pulau Jawa jauh lebih besar.
Apakah ada rencana untuk bermain di segmen LCGC?
Kultur konsumen otomotif di Indonesia saat ini telah mengalami pergeseran. Yang sebelumnya hanya mengendarai sepeda motor, kini naik kelas ke mobil LCGC. Fenomena LCGC di Indonesia merupakan hal menarik yang perlu ditangani dengan cermat, serta memerlukan perhitungan yang sangat matang.
Saat ini saya belum dapat menjawab apakah iya atau tidak perihal segmen LCGC. Kami terus berupaya memberikan input mengenai segmen kendaraan LCGC kepada pihak prinsipal kami di Korea Selatan. Kami dari tim Hyundai di Indonesia tentunya berharap untuk dapat bermain di segmen LCGC. Namun, sejumlah regulasi pemerintah mengenai kendaraan LCGC membutuhkan dukungan penuh dari pihak prinsipal kami dan harus ditangani secara serius.
Produk apa saja yang dimasa mendatang akan menjadi volume maker bagi HMI?
Pangsa pasar kami saat ini berada di level menengah ke atas. Volume maker kami adalah Santa Fe dan H1. Namun, untuk di masa mendatang, kami belum dapat menyimpulkan.
Sepuluh tahun lalu brand Hyundai hanya dipandang sebelah mata. Apa strategi Anda untuk memaksimalkan potensi dan mempercepat penetrasi Hyundai serta memperkuat brand image HMI di pasar otomotif Indonesia?
Indonesia masih memiliki potensi pasar yang sangat besar. Pasalnya, penetrasi pasar kendaraan di Indonesia yang 1 juta kendaraan masih terbilang sangat kecil, hanya sekitar 6,9% dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 250 juta manusia.
Thailand dengan jumlah penduduk 67 juta memiliki penetrasi pasar sekitar 21%. Hal ini tentunya membutuhkan strategi dan perhitungan yang cermat dan hati-hati. Kita tidak ingin sekadar latah mengikuti tren. Mobil dengan harga terjangkau (murah) masih menjadi pertimbangan para konsumen Indonesia dalam membeli sebuah mobil. Namun, kami tidak dapat mengompromikan kualitas dan faktor keselamatan berkendara hanya sekadar untuk membuat harga jual produk kami menjadi jauh lebih murah. No…!
Dengan kualitas serta keunggulan produk yang kami tawarkan, kami yakin, brand kami dapat terus berkembang di pasar otomotif Indonesia.
Bagaimana penerapan strategi global Hyundai untuk pasar otomotif Indonesia?
Pihak prinsipal kami hanya memberikan garis besarnya saja. Sedangkan untuk masing-masing negara, termasuk Indonesia, pihak prinsipal memberikan kebebasan untuk menerapkan strategi pasar selama tidak keluar dari koridor garis besar yang telah ditetapkan oleh pihak prinsipal.
Kami terus berusaha untuk dapat meyakinkan para konsumen Indonesia terhadap produk kami.
Bagaimana gaya kepemimpinan yang Anda terapkan dalam HMI Indonesia?
Dalam rapat saya membebaskan kepada tim untuk memberikan input dan saran. Setiap orang memiliki sisi pandang yang berbeda, sehingga masing-masing tim harus dapat menerima pendapat satu sama lain.
Saya yakin, input yang diberikan oleh anggota tim bertujuan untuk memajukan brand Hyundai. Dengan tim yang solid maka akan menghasilkan kinerja yang maksimal.
Apa kiat Anda dalam meraih sukses?
Lakukan segala hal dengan maksimal dan berikan yang terbaik, maka kesuksesan dan keberhasilan akan mengikuti. Bukalah wawasan seluas-luasnya, dan selalu siap menerima hal baru.
Apa filosofi hidup Anda?
Filosofi hidup saya terbentuk sejak saya masih belia saat belajar beladiri di Singapura. Salah satu wejangan dari guru saya yang hingga saat ini masih terngiang di benak saya dan menjadi filosofi hidup saya adalah: “Jangan terfokus pada pencapaian prestasi. Terus berusaha dan memberikan yang terbaik, maka prestasi akan mengiringi.”
Kegiatan atau hobi saat berakhir pekan?
Olahraga, terutama latihan beladiri.
Mobil impian Anda?
Hyundai i20 WRC.
RIWAYAT PEKERJAAN
PT Hyundai Mobil Indonesia
President Director (Jul 2013 – present)
Vice President Director (May 2011 – Jun 2013)
PT General Motors Indonesia
Managing Director (Apr 2007 – Apr 2011)
PT Astra International Tbk, Astra France Motor – Peugeot
Sales, Marketing & Aftersales Division Head/COO (Jan 2001 – Mar 2007)
Astra Motor III
Deputy Head Astra Motor III Group Marketing Committee (Sep 2000 – Jul 2004)
PT General Motors Indonesia
Brand Manager – Opel & Chevrolet (Jul 1997 – Sep 2000)
Indonesian Business & Exhibition Centre, Brisbane – Australia
Sales & Marketing Supervisor (Jul 1996 – May 1997)
RIWAYAT PENDIDIKAN
Master of International Management
Bond University, Queensland – Australia (1995 – 1996)
Bachelor of Business (Marketing)
Swinburne University, Victoria – Australia (1992 – 1995)
Associate Diploma of International Trade
RMIT, Victoria – Australia (1991 – 1992)
VCE Year 12 Certification
Taylor’s College, Victoria – Australia (1990)
Cambridge “O” Level Certification
Bukit Merah Secondary School, Singapore (1987-1989)
Awarded
Vice Chancellor Award for Final Academic Result (Sep 1996)
Dean’s List Award (Mar 1996)
KOMENTAR (0)