Mobil, memang, mampu mencuatkan impresi awal tentang penampilan seseorang. Dan, Mercedes-Benz, menurut Tubagus Syamsul Hidayat – yang sudah “memuja” Benz sejak duduk di bangku kuliah – adalah sebuah brand yang memiliki level tinggi.
“Setiap orang yang mengendarai Mercedes-Benz, entah keluaran terbaru ataupun lama, kok sepertinya keren sekali, bangga sekali,” katanya.
Perasaan itu terus terbawa setelah ia lepas kuliah dan masuk dunia kerja. Sampai, “Akhirnya, tahun 1998, saya bisa membeli sebuah Mercedes S280 Barong 1972, dengan harga Rp 25 juta,” kisahnya, mengawali asal-usul pertama kali ia jatuh cinta pada Mercedes-Benz.
Punya satu Mercy, bikin “Didot” – begitu pria kelahiran Jakarta, 4 Dersember 1972 ini biasa dipanggil – tergoda untuk bergabung dalam Mercedes Tiger Club Indonesia (MTC INA), yang saat itu dipimpin Iwan Dyah. Tak lama berselang, tahun 2002, justru Didot sendirilah – yang kebetulan gemar berorganisasi – didapuk menjadi ketua umum perkumpulan penggemar Mercy Tiger tersebut.
Sejak saat itu, Didot – bersama Bambang Haryadi, Ridwan Pohan, dan Dharma Adsasmuda – aktif bertemu dengan ATPM Mercedes Benz Indonesia untuk membicarakan pembentukan sebuah wadah yang bisa menaungi seluruh klub Mercedes-Benz di Indonesia.
“Itu semua memang permintaan dari Stuttgart, yang mengharuskan setiap negara hanya diperbolehkan memiliki satu klub saja,” ungkapnya.
Maka, tahun 2004, para member Mercedes Tiger Club Indonesia dan Mercedes Classic Club Indonesia sepakat menandatangani akte pendirian Mercedes-Benz Club Indonesia (MBC INA), untuk kemudian menjalankan roda wadah perkumpulan tersebut bersama-sama.
Seiring berjalannya waktu, MBC INA semakin berkembang dengan kian banyaknya klub Mercedes Benz lain di Indonesia yang memutuskan untuk datang bergabung.
“Sampai detik ini, klub-klub yang berada di bawah naungan MBC INA ada sekitar 80-an, dengan 5.000 sampai 7.000-an anggota yang tersebar dari ujung Sumatera, Aceh, Sulawesi, sampai Jawa,” tambah Didot, yang sehari-hari berprofesi sebagai lawyer dan agen sebuah perusahaan asuransi.
MBC INA memang didirikan untuk menampung berbagai aspirasi, masukan, atau bahkan kritikan yang membangun. Seluruhnya demi kemajuan MBC INA sendiri.
Namun, menurut Didot, sang Founder MBC INA, “Yang terpenting, kami ingin merangkul dan menyatukan para anggota klub Mercedes-Benz yang berasal dari berbagai varian, sehingga mereka semua bisa berbaur bersama, melakukan kegiatan bersama tanpa memandang varian mobil apa yang mereka kendarai. Pokoknya, Mercedes-Benz!”
KOMENTAR (0)