Setiap hari kita sering melihat truk yang memiliki beragam ukuran mulai kecil hingga besar dan beragam konfigurasi dengan empat ban hingga delapan ban. Jika diperhatikan lebih lanjut, semakin besar ukuran truk maka jumlah sumbu rodanya semakin banyak sehingga kemampuan mengangkut beban muatan juga semakin tinggi. Susunan roda truk terbagi atas jumlah roda yang dinamis alias menjadi penggerak (digerakkan oleh mesin) dan jumlah roda yang statis (tidak digerakkan oleh mesin). Sebagai contoh, truk dengan konfigurasi 4 x 2 berarti memiliki dua sumbu roda dan empat roda namun hanya ada dua roda yang menjadi penggerak sementara dua roda sisanya menjadi bagian dari sistem kemudi (konfigurasi 4×2 berlaku untuk truk dengan 4 ban dan 6 ban). Berikut konfigurasi standar yang banyak digunakan oleh truk pada saat ini:
4×2/4×4
Truk dengan konfigurasi 4×2 dan 4×4 memiliki dua sumbu roda dengan empat ban atau enam ban. Pada konfigurasi 4×2, hanya ada dua roda yang menjadi penggerak (roda belakang), sementara dua roda lainnya berfungsi sebagai kemudi. Sedangkan truk dengan konfigurasi 4×4 berarti memiliki dua sumbu roda dan semua roda berfungsi sebagai penggerak aktif. Truk 4×2 dengan 4 ban difungsikan sebagai truk angkutan muatan ringan hingga sedang untuk lalu lintas dalam kota dan jalan normal. Sementara truk 4×2 dengan 6 ban digunakan sebagai pengangkut muatan yang lebih berat untuk lintas jarak jauh dan kondisi jalan yang lebih bervariasi.
6×2/6×4/6×6
Truk dengan konfigurasi 6×2, 6×4 dan 6×6 mempunyai tiga sumbu roda dengan enam ban (jika memakai sistem ban tunggal pada setiap sumbu roda) atau 10 ban (jika menganut sistem 2 ban untuk sumbu roda depan, 4 ban pada sumbu roda tengah dan 4 ban belakang di sumbu roda belakang). Pada truk dengan konfigurasi 6×2, hanya ada dua roda yang menjadi penggerak (biasanya roda pada sumbu roda tengah), sementara roda depan berfungsi sebagai kemudi dan roda belakang memanggul beban. Sedangkan truk dengan konfigurasi 6×4 berarti memiliki dua sumbu roda yang aktif sebagai penggerak (sumbu tengah dan belakang), sedangkan roda depan menjadi bagian sistem kemudi. Untuk truk dengan konfigurasi 6×6 menunjukkan semua sumbu roda menjadi roda penggerak ditambah sumbu roda depan juga berfungsi sebagai kemudi. Umumnya truk 6×2 digunakan untuk angkutan barang berat, lalu truk 6×4 ditugaskan sebagai tractor head dan truk 6×6 biasanya adalah truk militer.
8×2/8×4/8×8
Kendaraan niaga yang memiliki konfigurasi 8×2/8×4/8×8 menunjukkan truk tersebut memiliki empat sumbu roda dengan total 12 ban (umumnya empat ban depan pada sumbu roda pertama dan kedua bertugas sebagai kemudi, sedangkan sumbu roda nomer tiga dan nomer empat menjadi penggerak atau statis). Pada truk dengan konfigurasi 8×2, hanya ada satu sumbu roda (sumbu roda nomer tiga) yang menjadi penggerak, lalu sumbu roda pertama dan kedua bertugas sebagai kemudi dan sumbu roda nomer empat membawa beban muatan. Untuk truk dengan konfigurasi 8×4 maka sumbu roda nomer tiga dan empat aktif menjadi penggerak, sementara sumbu roda nomer satu dan dua menjadi bagian sistem kemudi. Lalu truk dengan konfigurasi 8×8 berarti sumbu roda nomer satu hingga empat menjadi roda penggerak disertai sumbu roda nomer satu dan dua merangkap sebagai kemudi. Umumnya truk 8×2 dan 8×4 dipakai untuk angkutan barang berat seperti pengangkut barang tambang dan mixer. Lalu konfigurasi 8×8 banyak diterapkan pada truk militer untuk mengangkut beragam senjata.
KOMENTAR (0)