Kendati berada di belakang toko barang antik di pedalaman Kent, Inggris, koleksi Chris Booth Museum tidak seperti kumpulan mobil rongsokan. Mencakup 11 varian, dengan tahun produksi dari 1909 hingga 1935.
Dengan antusias, Morgan berkeliling ke seantero dunia hanya untuk mengunjungi Chris Booth Museum yang berada di belakang toko barang antik di pedalaman Kent, Inggris. Koleksinya mencakup 11 varian, dengan tahun produksi dari 1909 hingga 1935. Mesin-mesin yang digunakan untuk semua kendaraan juga sangat beragam; mulai dari JAP, MAG, Blackburne, Anzani, Matchless, dan Ford.
Ayah Booth sebetulnya tidak tertarik pada mobil, namun hasratnya pada Morgan berkembang begitu saja. “Saya selalu tertarik pada benda-benda vintage. Dan, setelah terlalu sering jatuh dari sepeda motor, saya memutuskan membeli kendaraan roda tiga karena Anda bisa mengendarainya dengan SIM sepeda motor. Saya melihat Berkeley, Messerschmitt, dan Coronet. Tapi, itu terlalu mahal, hingga akhirnya seorang teman merekomendasi Morgan; dan semuanya semakin buruk sejak itu!” ungkapnya.
Booth tertarik pada Morgan pertamanya, Super Sport tahun 1934, bermesin Matchless OHV dengan radiator dan gearboax 3-speed, yang mampu membuatnya berlari hingga 120 km/jam. Namun, yang jadi favoritnya banyak, dan salah satu yang luar biasa adalah Grand Prix 1924 dengan mesin British Anzani 1.078 CC, yang dipenuhi aksesori rem cakram di depan dan peredam kejut sistem kemudi buatan Hooley.
“Saya membelinya hanya £7 di Desa Sussex tahun 1964, namun restorasinya baru dilakukan pada 1992. Mobil ini pertama dijalankan tahun 1995, dan kami membawanya ke Prancis musim panas ini untuk merayakan kemenangan WG McMinnies di French Cyclecar Grand Prix 1913 dengan model yang sama,” kata Booth.
Setelah puas rekreasi dengan prototipe Morgan Three-Wheeler 1909, Booth kini berfokus pada dua proyek menarik: Morgan versi balap eks-Harold Beart yang pernah tembus 160 km/jam di Brooklands, dan Morgan beroda empat model pertama.
Hasratnya untuk mengoleksi terpampang jelas di museum. Terdapat dinding yang berjajar mobil mainan, model kit, emblem dan pelat. “Saat masih sekolah, saya selalu mengoleksi pin. The Dinky adalah mainan masa itu. Sayangnya, saat orangtua saya pindah, mereka membuangnya. Di mana pun kami mengunjungi pameran mobil, saya selalu meminta brosur,” kenangnya.
Museum ini tidak seperti kumpulan mobil rongsokan, karena Booth selalu membawa kendaraannya. Meski begitu, ia sudah tidak mengikuti kompetisi. Morgan-nya secara reguler hadir di acara London to Brighton Pioneer Run dan Three-Wheeler Club.
Ada cukup banyak kendaraan yang mampu menggugah pengunjung, selain kendaraan asal Malvern Inggris ini. Diantaranya miniatur “bus terkecil di dunia” buatan Johnston untuk Brighton di tahun 1959 yang digunakan pada Madeira Drive dan Rytecraft Scootacar, dan populer dipakai di pesisir sebelum PD II.
Mobil lain yang juga populer seperti Ford Model A dan Bampton 1936, karavan yang diselamatkan dari taman di Worthing selama bertahun-tahun. Sepeda motor langka juga ada, seperti P&M 1911 dengan sidecar, dan Quadrant 1890 yang ia temukan di sekitar rumah kakeknya.
Jika tidak sedang sibuk di workshop-nya, Booth dengan senang hati akan memberikan panduan tur. Selain itu, tokonya juga menjual beragam automobilia Morgan.
KOMENTAR (0)