Skandal mesin diesel yang melibatkan VW tahun 2015 di Amerika Serikat membuat banyak kalangan skeptis dengan kinerja mesin peminum solar. Saat itu VW membuat perangkat lunak untuk komputer mesin diesel TDI yang mampu membaca kondisi operasional; efisien dan ramah lingkungan saat pengujian namun menjadi “sebaliknya” dalam kondisi normal. Lalu belakangan muncul wacana pelarangan mesin diesel mulai tahun 2020-an oleh sejumlah negara. Terpicu oleh hal-hal tersebut dan mengingat besarnya potensi segmen pasar mobil niaga yang sulit untuk lepas dari mesin diesel, Cummins (pabrikan mesin diesel) dan Tula (pabrikan perangkat lunak) terdorong untuk melakukan riset bersama demi mengurangi emisi dan mendongkrak efisiensi pada mesin diesel secara simultan.
Hasil kemitraan keduanya adalah teknologi Diesel Dynamic Skip Fire (dDSF) untuk memaksimalkan aspek hemat bahan bakar yang selama ini menjadi nilai jual unggulan mesin diesel tanpa mengorbankan emisi CO2 dan NOx. Secara umum, teknologi dDSF memadukan perangkat lunak yang mengendalikan perangkat mekanikal melalui metode cylinder deactivation untuk mengoptimalkan efisiensi dan emisi. Reduksi NOx dicapai melalui pengendalian temperatur gas buang, sedangkan reduksi CO2 diraih dengan penyempurnaan ruang bakar dan mengurangi pumping loss. Sebagai bahan percobaan, Cummins dan Tula memilih mesin diesel enam silinder Cummins X15 Efficiency Series. Proyek ini dimulai awal tahun 2019 sehingga masih berstatus uji statis dan sejauh ini hasilnya memuaskan. Cummins dan Tula siap melakukan uji dinamis lanjutan sampai akhirnya siap diproduksi massal.
KOMENTAR (0)