Saat menyebut brand Maserati, ada sebuah pameo yang mengatakan bahwa mobil lansiran brand otomotif berlogo Trident dari Italia tersebut adalah versi aristokrat dari Ferrari. Hmm….benarkah demikian?
Kendati tak semua pecinta otomotif sependapat dengan hal itu, namun nyatanya, seluruh model Maserati sejak tahun 2002 menggunakan mesin buatan Ferrari berkaitan dengan kepemilikan saham Ferrari atas Maserati.
Saat ini istal Maranello memasok mesin 3.0-liter twin-turbo V-6, 3.8-liter twin-turbo V-8, dan 4.7-liter naturally aspirated V-8 untuk Maserati. Namun, dalam beberapa tahun mendatang hal itu akan segera berakhir.
“Kesepakatan kerjasama suplai mesin Ferrari ke Maserati akan segera berakhir. Para pekerja perakit mesin untuk Maserati nantinya akan dialihkan ke jalur produksi lainnya,” terang Ferrari CEO Louis Camilleri.
Tidak dijelaskan secara rinci kapan perjanjian suplai mesin antara Ferrari dan Maserati akan berakhir, namun Camilleri menambahkan bahwa perjanjian tersebut tidak akan lewat dari tahun 2022 mendatang.
Sebuah kabar yang cukup mengejutkan? Ya…tentunya, terutama bagi sebagian para konsumen Maserati. Pasalnya, mesin Ferrari yang menjadi jantung penggerak merupakan magnet yang memikat para konsumen untuk membeli mobil Maserati.
Dari sisi Ferrari, pendapatan tentu akan berkurang. Akan tetapi, rencana Ferrari untuk memproduksi 15 model baru pada tahun 2022 mendatang, termasuk SUV Purosangue tentunya membutuhkan banyak pekerja di jalur produksi.
Dengan adanya pengalihan tenaga kerja di jalur produksi, Ferrari menargetkan peningkatan target volume produksi dari 8.000 unit hingga mampu melampaui 10.000 unit per tahun pada tahun 2022 mendatang. [Aditya Hanindyo]
KOMENTAR (0)