Ajang European Touring Car Championship (ETCC), sebuah kegiatan balap turing yang telah berlangsung sejak tahun 2012 silam, selalu mampu melahirkan pebalap-pebalap muda yang penuh talenta. Bahkan, ajang balap yang mempertemukan mobil khusus keluaran Eropa tersebut kini juga sudah berlabel Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dari Ikatan Motor Indonesia.
Salah satu pebalap muda bertalenta yang mencuri perhatian di ajang ETCC kali ini adalah Kenta Kameron, pemuda 19 tahun yang turun di Euro 3000 Class Master dengan menggunakan BMW E36 tahun 1997, dan tergabung dalam tim Jakarta Ban Motorsport.
Menyukai balap sejak kecil, Kenta mulai meniti karir balapnya saat duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, dimana saat itu dirinya turun di ajang gokart. “Memiliki hobi balap sejak kecil, saat duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar saya memberanikan diri untuk terjun di gokart dan saat itu saya ditempa langsung oleh Hari Dharma, serta mendapat bimbingan langsung dari Ananda Mikola dan Jimmy Lukita di Sirkuit Sentul,” kata Kenta saat ditemui di Sirkuit Sentul, Minggu (13/11).
Seiring berjalannya waktu, di usia 15 tahun, Kenta pun berpartisipasi di Euro 2000 dan mampu menorehkan prestasi membanggakan, dimana saat itu dirinya mampu menjadi juara dalam ‘Ready Goes to European Touring Championship 2012‘, Super Rookie seri ke-2, dan seri ke-3 di ETCC.
“Hal yang paling membanggakan saat mampu naik podium, mengingat diusia 15 tahun dan minimnya persiapan, saya mampu meraih podium kedua. Apalagi saat itu saya belum pernah turun di ajang balap manapun, baik di tingkat nasional apalagi internasional, serta saya harus bersaing dengan pebalap-pebalap nasional dan senior,” kenang Kenta.
Setelah lama vakum di dunia balap karena sibuk dengan kuliahnya, di ajang ETCC 2016 ini Kenta kembali ikut andil di Euro 3000 Class Master. Semenjak seri pertama hingga keempat, dirinya mampu meraih podium pertama. Namun, sayangnya lantaran di seri kelima tidak meraih poin dan seri keenam hanya menempati posisi kelima, impiannya untuk menjadi juara nasional di tahun inipun harus kandas. Meski demikian, Kenta tetap optimis ditahun 2017 mendatang dirinya mampu bersaing dan akan berusaha meraih juara nasional.
“Menggunakan mesin yang baru selesai dibangun dan pergantian pada sisi suspensi belum bisa maksimal, serta harus beradaptasi dengan ban yang digunakan, di seri keenam ini saya hanya mampu menempati posisi kelima. Namun, saya dan tim akan terus berusaha meningkatkan performa kendaraan untuk menghadapi ETCC tahun depan, dan mudah-mudahan impian menjadi juara nasional bisa terwujud,” ungkap Kenta sembari tersenyum.
Kenta berharap, ajang ETCC dapat diikuti oleh lebih banyak pebalap muda lainnya, sebab ETCC ini bukanlah ajang balapan biasa. Di ajang ini, peserta bisa merasakan bagaimana harus memaksimalkan keahlian, keterampilan dan ketajaman rasa sebagai seorang pebalap.
“Karena bagi saya, balapan itu bukan hanya sekedar hobi tapi mengenai logika dan berhitung. Saya berharap akan banyak generasi-genarasi muda lainnya yang terjun di ajang ETCC ini,” pungkas pengidola Ayrton Senna ini. **MS/ Foto-foto: Agus Budi
KOMENTAR (0)