Industri otomotif masih mengandalkan iklan TV untuk meningkatkan penjualan mobil-mobil mereka. Namun, memilih dan membuat iklan yang tepat sasaran, bukan pekerjaan mudah. Berikut beberapa contohnya.

Iklan TV masih dianggap sebagai sarana berpromosi yang paling efektif, pun bagi industri otomotif. Berbagai ide kreatif, dengan semangat hard selling maupun soft selling, bertubi-tubi dimuntahkan.
Namun, hasilnya, tak seluruhnya tepat sasaran, malah kadang terlalu berlebihan. Ujung-ujungnya, iklan yang sudah diproduksi pun cuma jadi penghuni “tong sampah”, batal ditayangkan meski sudah diongkosi lumayan mahal.

Ford Mustang All-New 2015, misalnya, entah dengan alasan apa, membesut sebuah iklan video musik yang dibintangi dua kelompok penari pria-wanita bergaya dan berpakaian era 1980-an, lalu (seolah-olah) saling berkompetisi.

Setelah menonton berkali-kali, keesokan harinya Anda mungkin akan kembali duduk di depan kamputer, lalu menonton lagi dan lagi – sambil, akhirnya, tak tahan untuk bergumam: “Terus, nih iklan apa hubungannya dengan Ford Mustang sih?”
Menduga bahwa film Godzilla yang dirilis ulang, dan beredar bulan ini di bioskop-bioskop di seluruh dunia bakal booming, Fiat berinistiatif memanfaatkan momen itu untuk kembali mengiklankan salah satu produk mereka yang di tahun pertama penjulannya, konon, rada mengecewakan: 500L.

Ide kreatif dan penggarapannya memang keren punya. Namun, ketika ternyata Godzilla gagal menjadi box office – terlibas oleh The Amazing Spider-Man 2: Rise of Electro dan X-Men: Days of Future Past – entah bagaimana pula dengan nasib Fiat 500L saat ini.
Rata-rata industri otomotif memakai kata atau istilah dari negeri sendiri saat memberi nama kendaraan yang mereka produksi. Padahal, nama-nama tersebut seringkali sulit diucapkan oleh (calon) konsumen yang berasal dari negera lain.
Nissan Qashqai, contohnya. Ya, Qashqai — bagaimana Anda akan mengucapkannya?

Jeremy Clarkson, presenter Top Gear, menyebutnya sebagai “Kumquat” saat mengulas kendaraan itu di BBC – yang langsung dikomplai pihak Nissan sambil mengoreksi: Yang benar itu “Cash’kai”, yang rupanya diambil dari istilah orang-orang nomaden di Jepang.
Maka, tak kurang akal, dan untuk menghidari salah ucap serupa – terutama bagi konsumen Eropa dan Australia – Nissan membuat iklan khusus. Sedikit berbentuk tutorial, namun tampaknya cukup membantu untuk mengucapkan nama crossover itu dengan benar.

































KOMENTAR (0)