PT Nissan Motor Distribusi Indonesia (NMDI) mengadakan temu virtual dalam acara Ngovsan atau Ngobrol Santai Virtual bersama Forwot, pada Rabu, (6/10). Ragam obrolan santai menarik dibahas melalui tema acara “Nissan Elektrifikasi dan Teknologi” selama hampir dua jam bersama.
Salah satu pembahasan menarik adalah varian SUV kompak Nissan yang meluncur tahun 2020 lalu, Nissan Kicks e-Power. Kehadiran SUV ini memang masih menuai banyak pertanyaan masyarakat yang mengganggap jika Kicks e-Power bukanlah kendaraan listrik murni, karena masih mengandalkan mesin di balik kapnya layaknya sebuah mobil Hybrid.
Untuk itu, Bagus Susanto, selaku Nissan Representative Director PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) menjelaskan jika teknologi e-Power yang ada pada Kicks dikembangkan berdasarkan dari teknologi full Battery Electric Vehicle (BEV) dan mengandalkan 100 persen tenaga dari motor listrik dan sangat berbeda dengan sistem Hybrid dari sisi arsitekturnya. Tertanamnya mesin bensin hanya menjadi sumber tenaga untuk memenuhi kebutuhan pengisian baterai dan tidak akan mengurangi performa.
Selain itu, teknologi e-Power ini lebih mendekati performa dari sebuah mobil listrik karena 100 persen murni digerakkan oleh motor listrik. Bisa dikatakan bahwa teknologi e-Power yang ada pada Nissan Kicks e-Power melebihi teknologi Hybrid, sehingga lebih nyaman digunakan untuk perjalanan jauh sekalipun.
Dari sisi harga jual, Kelebihan lain dari Nissan Kicks e-Power adalah harganya. Dengan sensasi mobil listrik Nissan Kicks e-Power justru memiliki harga yang lebih kompetitif dibanding harga mobil listrik murni yang ada saat ini yakni Rp471 juta.
Presiden Direktur PTNMDI, Evensius Go juga menjelaskan kondisi kendala menuju era elektrifikasi seperti infrastruktur yang belum maksimal dan terbatasnya tempat charging station.
“Untuk kota-kota besar, misalnya di Jakarta dan Surabaya, kendaraan listrik bisa langsung masuk. Tetapi pasti banyak yang bertanya misalnya yang tinggal di daerah Gresik, Jawa Timur, ketika pakai Nissan Leaf chargingnya akan bagaimana, sedangkan stasiun pengisian masih belum banyak dan kebanyakan di kota. Pertanyaan ini muncul banyak sekali, itu yang membuat kita bawa teknologi e-Power,” tutur Evensius Go.
Ia juga memprediksi dengan semakin banyaknya mobil listrik yang diproduksi oleh produsen di dunia, maka biaya dari baterai ini akan lebih terjangkau dan pada saat menurun harga mobil listrik akan menjadi sangat menarik. “Doakan ada produk mobil listrik yang di segmen itu, yang bisa kami bawa ke Indonesia. Yang utama bagi kami adalah mendukung program pemerintah,” tutupnya.
KOMENTAR (0)