Walau baterai Li-ion semakin meluas pemakaiannya pada mobil hybrid modern, nyatanya beberapa mobil hybrid yang beredar saat ini masih mengandalkan baterai Ni-MH. Dengan kata lain, baterai Li-ion belum dapat menggeser eksistensi baterai Ni-MH yang disebut oleh sebagian kalangan sebagai “baterai modern versi klasik”.
Secara teknis, baterai Ni-MH memanfaatkan hidrogen, nikel, titanium atau logam sejenis lainnya untuk menyimpan energi listrik. Dari segi biaya produksi, penggunaan material tersebut lebih murah daripada material yang dipakai untuk baterai Li-ion sehingga harga baterai Ni-MH lebih terjangkau. Sejalan permintaan yang meningkat, biaya produksi baterai Li-ion semakin murah.
Kelebihan
Kelebihan utama baterai Ni-MH adalah usia pakai yang panjang dan hanya membutuhkan perawatan yang relatif standar. Selain itu, baterai Ni-MH juga relatif lebih mudah di-daur-ulang karena hanya mengandung sedikit bahan yang beracun terhadap lingkungan. O iya, kandungan logam nikel yang tinggi dalam baterai Ni-MH menghasilkan keuntungan untuk bisnis daur ulang.
Kekurangan
Kekurangan utama baterai Ni-MH adalah densitas energi yang rendah, sekitar 40% lebih rendah dibanding baterai Li-ion. Artinya, baterai Ni-MH harus dibuat besar dan berat untuk kapasitas penyimpanan energi yang sama dengan baterai Li-ion. Pada mobil hybrid, plug-in hybrid, dan BEV, baterainya bekerja secara ekstrem dalam artian harus memiliki kemampuan pengisian cepat dan melepas energi listrik dengan beban tinggi. Kondisi kerja tersebut menyebabkan baterai Ni-MH cepat panas dan membutuhkan sistem pendinginan yang khusus.
KOMENTAR (0)