Saat mendengar istilah terowongan angin (wind tunnel), langsung terbayang laboratorium canggih untuk melakukan penelitian aerodinamika yang melibatkan pesawat terbang. Padahal, yang punya kepentingan dengan aliran udara bukan hanya pesawat terbang, juga otomotif dan olah raga (ski, balap sepeda, power boating). Intinya, penerapan ilmu aerodinamika saat ini semakin meluas dan rumit seiring kebutuhan.
Pertama kali, terowongan angin tertutup dirancang dan dioperasikan pada 1871 oleh Francis Herbert Wenham (Aeronautical Society of Great Britain). Terobosan ini menghasilkan banyak temuan fundamental dalam bidang ilmu aeronautika. Seabad kemudian, barulah pengujian terowongan angin melibatkan dunia otomotif setelah para engineer otomotif mengandalkan simulasi komputer untuk meneliti aspek aerodinamika pada mobil.
Saat ini, terowongan angin (wind tunnel) sudah menjadi perangkat wajib bagi pabrikan otomotif untuk menciptakan mobil terbaik yang memadukan desain dan fungsi secara optimal. Sejak dekade 1920-an, para engineer otomotif sudah memikirkan aspek aerodinamika yang lebih efisien untuk mereduksi hambatan udara pada kecepatan tinggi. Lebih jauh lagi, terowongan angin memungkinkan para engineer otomotif untuk mengembangkan aspek aerodinamika pada desain baru sebuah mobil. Pengujian terowongan angin membantu evaluasi desain mobil terkait kriteria aerodinamika yang sangat kritikal; mereduksi hambatan udara, wind noise, emisi suara dan hal lain yang membuat kendaraan tidak stabil pada kecepatan tinggi.
KOMENTAR (0)