Sejatinya, tidak sedikit pabrikan otomotif dengan skala global yang dulunya mengawali karir sebagai produsen mesin pesawat terbang atau sekalian menjadi pembuat pesawat terbang. Pada sisi lain, ada juga pabrikan mobil yang melebarkan sayap bisnisnya dengan menggarap segmen pasar mobil udara atau taksi udara. Nah, nyatanya ada beberapa merek otomotif Jepang yang berskala global dan mempunyai sejarah gemilang dalam dunia dirgantara. Sebagian lainnya tidak punya latar belakang aviasi namun kemudian merambah bisnis penerbangan.
HONDA
Honda adalah nama besar dalam bidang otomotif berskala global untuk roda dua maupun roda empat dan terkenal dengan efisiensi dan inovasi. Wajar saja kalau Honda kemudian merasa tertentang untuk menerapkan efisiensi dan inovasi ke batas yang lebih tinggi—angkasa. Mimpi tersebut diwujudkan melalui riset tentang bizjet pada akhir 1980-an dan berujung dengan HondaJet yang terbang perdana tahun 2003. Selanjutnya Honda Motor Company mendirikan anak perusahaan Honda Aircraft Company (HAC) pada Agustus 2006 untuk mengelola semua program terkait HondaJet. Selain menerima sertifikasi penuh FAA (Federal Aviation Administration) pada 8 Desember 2015, HondaJet juga mendapatkan sertifikasi penuh European Aviation Safety Agency (EASA) pada Mei 2016. Usai proses sertifikasi oleh FAA dan EASA, Honda Aircraft Company menyiapkan HondaJet versi upgrade dengan nama HondaJet Elite.
KAWASAKI
Kisah sukses Kawasaki (di darat) tergolong unik jika dibandingkan dengan kebanyakan pabrikan otomotif lainnya. Sebab, Kawasaki memulai karir sebagai Kawasaki Aircraft Industries (berdiri tahun 1918 dan menjadi anak perusahaan Kawasaki Heavy Industries di Kobe) dan barulah pada tahun 1949 mengembangkan mesin sepeda motor. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, Kawasaki memproduksi beragam mesin pesawat dan pesawat militer untuk Imperial Japanese Army Air Force. Usai Perang Dunia II, Kawasaki membuat pesawat versi lisensi Amerika Serikat untuk kebutuhan Japan Air Self-Defense Force dan Japan Maritime Self-Defense Forces. Pada tahun 1980-an, sepeda motor Kawasaki dipasarkan di Indonesia dengan nama Binter (Bintang Terang) seperti Merzy, GTO, KH-100, KX-125 dan Joy.
MITSUBISHI
Selain terkenal dengan produk otomotif legendaris, Mitsubishi juga menjadi produsen pesawat yang tidak kalah melegenda. Salah satunya adalah pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero yang sangat terkenal saat Perang Dunia II di kawasan Pasifik (alias Perang Pasifik). Selain Zero, Mitsubishi juga membuat pesawat lain seperti Mitsubishi A5M (pesawat tempur berbasis kapal induk), Mitsubishi G3M (bomber), Mitsubishi Ki-46 (pesawat intai). Usai Perang Dunia II, Mitsubishi mendirikan Mitsubishi Aircraft Corporation (MAC) pada April 2008 yang kemudian mengembangkan pesawat penumpang sipil Mitsubishi Regional Jet (lalu berganti nama menjadi Mitsubishi SpaceJet). Pada tahun 2019, Mitsubishi Heavy Industries (MHI) selaku induk perusahaan Mitsubishi Aircraft Corporation (MAC), mengakuisisi program Bombardier CRJ untuk memperkuat program MRJ dan memungkinkan produksi Space Jet di Amerika Utara.
TOYOTA
Pada awal tahun 1990-an, Toyota Motor Company (TMC) berupaya mengembangkan mesin pesawat terbang dengan basis mesin Lexus. Hasilnya, TMC bermitra dengan Scaled Composites pada tahun 1991 untuk membuat pesawat ringan bermesin Lexus V8 4,0 liter 250 hp serupa yang dipakai Lexus LS400 1989. Mesin tersebut dipasang sebagai mesin prototipe pada sisi kanan pesawat terbang prototipe Model 191-4 (Piper PA-23-250 Aztec N178AE, c/n 27-3189) yang disebut Lima 1 dan berhasil terbang perdana Oktober 1991 di kawasan bandara Mojave. Lalu pada tahun 2002, Toyota bermitra dengan Burt Rutan (pembuat Voyager, pesawat terbang yang keliling dunia non-stop pada tahun 1986 dan Spaceship 1, pesawat antariksa ulang-alik) untuk membuat satu unit prototipe pesawat ringan TAA-1 (Toyota Advanced Aircraft-1) bermesin Textron Lycoming IO-360 (180 hp). Burt Rutan menyebut TAA-1 sebagai “the aeronautical equivalent to the Lexus LS400”. Usai melakukan terbang perdana pada Mei 2002 di bandara Mojave, TAA-1 lalu disimpan dalam gudang karena tidak ada peminat.
KOMENTAR (0)