Kepercayaan Diri Zharfan Rahmadi di ETCC 2000 Pro dan HJSC 2017

minOblitznet | 29-Mar-2017

Agar lebih semangat dalam menekuni sebuah pekerjaan atau untuk menunjang prestasi, memiliki ‘gandengan’ cantik mungkin menjadi obsesi banyak remaja pria di dunia ini. Hal tersebut mungkin juga berlaku bagi seorang pebalap muda yang masih menginjak usia 18 tahun, yaitu Zharfan Rahmadi yang saat ini berpacaran dengan Aaliyah Massaid, putri dari pasangan almarhum Adjie Massaid dan Reza Artamevia.

Di Interntional Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2017, pebalap yang tergabung dengan ZR Motorsport tersebut turun di dua ajang balap berbeda, yaitu Honda Jazz Speed Challenge (HJSC) dan European Touring Car Championship (ETCC) Euro 2000 Pro.

Zharfan mengaku cukup puas dengan apa yang diraihnya di ETCC Euro 2000 Pro dan HJSC, dimana dirinya mampu naik podium meskipun harus start dari posisi belakang. “Balapan yang melelahkan, selain karena hujan, saya harus memulai balapan di ETCC dari posisi terakhir dan menyusul pebalap-pebalap didepan. Apalagi start harus under safety car, karena sirkuit diguyur hujan lebat. Capek sih, tapi bersyukur bisa naik podium kelima di ETCC dan ketiga di HJSC,” kata Zharfan saat ditemui Otoblitzclassic usai balapan di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/3).

Harus beradaptasi dengan kendaraan yang berbeda, dirinya juga mengaku tidak terlalu menemui kesulitan, karena baginya mengendarai Honda Jazz dan BMW itu sama. Ikut di dua kelas dan mengendarai mobil yang juga berbeda memang butuh penyesuaian. Tapi itu tidak lah terlalu sulit.

“Mengendarai Honda Jazz dan BMW sebenarnya sama saja. Jika bicara speed, jelas BMW lebih kenceng. Hanya menyesuaikan cara mengemudi saja kok, karena BMW yang saya gunakan di ETCC kan setir kiri, sedangkan Honda Jazz setir kanan,” jelas Zharfan.

Zharfan pun mengaku untuk persaingan di dua kelas tersebut sama-sama berat dan ketat. “Persaingan antar pebalap di dua kelas tersebut sama-sama ketat dan menantang. Bedanya adalah, jika di ETCC kita mengendarai mobil Eropa yang berbeda, sedangkan di HJSC ‘tunggangan’ semua pebalap sama. Jadi tergantung skill kita saja sih,” ungkap Zharfan.

Meskipun di kelas HJSC belum menemukan settingan yang tepat dan cara nyetir yang masih sedikit ‘kagok’, tapi prestasi Zharfan ini perlu diacungi jempol, karena di keikutsertaannya yang pertama di HJSC dirinya mampu naik podium ketiga.