Honda Brio Produksi Indonesia Bulan Ini Terbang ke Dua Negara

Honda Brio Produksi Indonesia Bulan Ini Terbang ke Dua Negara

Sesuai dengan informasi yang pernah diutarakan PT Honda Prospect Motor (HPM) beberapa waktu lalu, Honda Brio direncanakan akan mulai menjajaki pasar otomotif luar negeri di ASEAN. City car Honda ini akan diekspor ke Filipina dan Vietnam.

Nama tetap Brio dan ada RS tanpa Satya, tapi ada penyesuaian cuma Honda RND yang tahu, kan menyesuaikan negara tujuan, kalau fitur nanti mereka akan pilih, cuma basic-nya mirip-mirip,” buka Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT HPM Jonfis Fandy saat ditemui di Sentul, Bogor, Rabu (20/3).

Honda Brio Produksi Indonesia Bulan Ini Terbang ke Dua Negara

Hanya Brio Satya yang tidak ikut dalam pengapalan keluar negeri dikarenakan varian tersebut hanya diperuntukkan pasar khusus Indonesia. Ini sesuai dengan skema Low Cost Green Car (LCGC) yang diterapkan pemerintah Indonesia. Sedangkan diluar negeri lebih cocok dengan spesifikasi sesuai dengan permintaan masing-masing negara.

Untuk diketahui, Honda Brio generasi kedua tersebut diperkenalkan pada ajang GIIAS 2018 lalu dan saat itu disebutkan pihak HPM jika Filipina dan Vietnam tertarik dengan Honda Brio. Proses ekspor pun diagendakan akan dimulai 26 Maret 2019 mendatang.

Honda Brio saat ini menggunakan mesin 1.200 SOHC 4-silinder segaris dengan teknologi i-VTEC yang menjanjikan tenaga hingga 88,7 daya kuda (dk) pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 110 Nm pada 4.800 rpm yang dikawinkan pada transmisi manual 5-percepatan atau otomatis (CVT).

Honda Brio Produksi Indonesia Bulan Ini Terbang ke Dua Negara

Untuk pendukung fiturnya Brio sudah dilengkapi standar keamanan seperti rem ABS, EBD (Electric Brake-force Distribution) dan airbag. Saat ini Honda Brio ditawarkan dengan harga Rp 140-163,5 juta untuk versi LCGC dan Rp 191 juta untuk tipe RS.

“Awalnya, Honda Brio memang diproduksi khusus untuk Indonesia, tetapi ada permintaan sehingga kami putuskan untuk ekspor juga. Mobil ini dianggap cocok karena kecil dan ringan, rata-rata di negara berkembang itu boleh dibilang perlu mobil yang harganya murah,” pungkasnya.

KOMENTAR (0)