Ini Sekilas Perbandingan Pertalite dengan Premium

Ini Sekilas Perbandingan Pertalite dengan Premium

Kemunculan bahan bakar Pertalite saat ini memang mengundang berbagai reaksi pro dan kontra. Banyak pihak menyambut baik kehadiran bahan bakar jenis terbaru ini, namun tak sedikit pula yang mengkritiknya.

Pertalite mulai resmi dipasarkan sejak tanggal 24 Juli lalu, namun baru di sebagian SPBU saja. Diposisikan diantara Premium dan Pertamax, selisih harga Pertalite juga memang tidak begitu jauh dari keduanya. Saat ini, Pertalite resmi dijual di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan harga promo Rp 8.400 per liternya.

Ini Sekilas Perbandingan Pertalite dengan Premium

Walau dari sisi harga Premium memang lebih murah, namun jika Anda memperhitungkan kualitas bahan bakar guna memaksimalkan performa kendaraan, maka Pertalite bisa jadi pilihan yang oke punya. Nah, berikut perbandingan Pertalite dengan Premium, seperti dikutip dari beberapa sumber:

– Pertalite memiliki nilai Reach Octan Number (RON) sebesar 90, dua tingkat lebih tinggi daripada Premium.

– RON yang telah mencapai angka 90 diketahui dapat lebih menstabilkan knocking atau ‘ngelitik’ pada mesin, sehingga pembakaran bisa lebih optimal.

– Harga yang ditawarkan lebih murah dari Pertamax, namun dengan hasil pembakaran yang lebih optimal jika dibandingkan dengan Premium.

– Tagline ‘Melaju Lebih Jauh’ juga tampaknya bukan pepesan kosong. Pertalite disebut-sebut bisa menghemat antara 10 hingga 16 persen bahan bakar dibandingkan premium. Jika dihitung jarak yang bisa ditempuh, bisa dirasakan manfaat ekonominya.

Ini Sekilas Perbandingan Pertalite dengan Premium

Sementara, Premium yang lebih dikenal dengan nama bensin ini memiliki nilai RON 88. Karenanya, sebagai BBM dengan nilai oktan paling rendah, Premium memiliki beberapa kekurangan:

– Premium saat berada di dalam mesin memiliki kecenderungan berdenotasi ketimbang bahan bakar lain dengan RON yang lebih tinggi. Hal ini dapat membuat intensitas denotasi atau knocking lebih tinggi.

– Premium saat di dalam mesin akan terbakar namun sering tidak sesuai dengan gerakan piston. Dengan kata lain, knocking pada Premium menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga menyebabkan pemborosan.

– Dari segi perawatan mesin, knocking yang terjadi terus menerus akan dapat mengakibatkan kerusakan pada piston mesin, sehingga piston harus diganti pada kurun waktu tertentu.

– Hasil pembakaran pada mesin yang menggunakan Premium, gas buang di dalamnya terkandung gas NOX dan CoX dalam jumlah besar. Gas Carbon Oniksida (COx) dan Nitrogen Oksida (NOx) adalah hasil pada pencampuran gas CO2 dan aditif yang berasal dari bahan bakar premium. **MS

TAGS

KOMENTAR (0)