Bahan bakar solar yang banyak digunakan pada berbagai kendaraan bermotor memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bahan bakar untuk mesin bensin. Inilah sejumlah parameter penting bahan bakar solar.
Additives (Aditif)
Aditif adalah zat kimia untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar solar. Berikut bahan-bahan aditif yang umum ditambahkan untuk bahan bakar solar:
- Ignition accelerators (Akselerator pengapian)
Dipakai untuk meningkatkan jumlah cetane atau setana.
- Oxidation inhibitors (Penghambat oksidasi)
Berguna untuk mengurangi gejala oksidasi pada sistem bahan bakar.
- Defoaming additives (Adiktif pembusaan)
Berfungsi untuk mencegah timbulnya busa saat pengisian bahan bakar solar.
- Anti-smoke additives (Adiktif anti-asap)
Berguna untuk mencapai pembakaran sempurna pada partikel karbon.
- Detergents/dispersants (Deterjen)
Berfungsi untuk membersihkan sisa pembakaran di dalam sistem injeksi.
Bahan bakar solar (diesel fuel)
Bahan bakar solar berasal dari penyulingan minyak mental dan memiliki 300 grup hidrokarbon. Komponen penting di dalam bahan bakar solar adalah parafin, naftalen, aromatik dan olefin. Bahan bakar solar dihasilkan melalui penyulingan tingkat menengah dengan memasak minyak mentah pada suhu 180o – 360o Celsius.
Bahan bakar solar kelas premium (solar premium)
Bahan bakar solar jenis ini telah ditambahkan zat aditif dan memiliki CN tinggi serta kandungan sulfur lebih rendah. Dibandingkan dengan bahan bakar solar biasa, maka bahan bakar solar premium menawarkan banyak keuntungan seperti irit pemakaian bahan bakar, emisi buang lebih rendah, serta menjaga kondisi pompa injeksi dan mesin. Di Indonesia, salah satu bahan bakar solar kelas premium adalah Perta Dex
Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar solar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan lemak hewan sehingga lebih mudah diproduksi daripada bahan bakar fosil (lihat bahan bakar diesel). Bahasa kimia biodisel adalah fatty acid methyl ester (FAME). Sejumlah pabrikan mobil menetapkan prosentase tertentu untuk biodiesel semisal B5 atau campuran antara 5% biodiesel dan 95% bahan bakar solar yang berasal dari bahan bakar fosil. Bila kandungan biodiesel di dalam bahan bakar solar lebih tinggi daripada standar maka akan terjadi penyumbatan filter bahan bakar.
Cetane Number (angka setana)
Cetane Number (CN) mengacu pada angka jumlah C16 dalam bahan bakar solar dan semakin banyak kandungan C16 maka bahan bakar solar semakin mudah terbakar. C16 adalah salah satu kandungan dalam bahan bakar solar yang terdiri atas C14 sampai C21. Dengan demikian, Cetane Number (CN) atau Angka Setana menjadi ukuran untuk menunjukan kualitas bahan bakar diesel. Semakin tinggi CN maka semakin bagus kualitas pembakaran bahan bakar solar tersebut. Di Indonesia, bahan bakar solar yang tersedia memiliki CN 48 dan 51.
Winter diesel
Saat musim dingin dan suhu udara turun di bawah 0o Celcius, maka kandungan parafin yang berbentuk seperti lilin pada bahan bakar solar mengalami pembekuan sehingga berpotensi menyebabkan penyumbatan pada filter. Zat parafin memiliki bentuk seperti hidrokarbon kental. Menyikapi hal tersebut maka produsen bahan bakar kini memasarkan bahan bakar solar untuk musim dingin. Dengan tambahan zat aditif tertentu, maka bahan bakar solar musim dingin tidak membeku dan mampu bertahan pada suhu di bawah 22o Celcius.
KOMENTAR (0)