Kendaraan niaga dengan spesifikasi tugas berat seperti bus dan truk memang sudah disiapkan sejak awal untuk mengangkut beban muatan yang berat. Karena menganut konfigurasi FR (mesin depan + penggerak roda belakang) atau RR (mesin belakang + penggerak roda belakang) maka bus dan truk dilengkapi dengan gardan belakang jenis khusus yang memiliki spesifikasi tugas berat . Umumnya, gardan jenis tugas berat pada bus dan truk mempunyai spesifikasi teknis tertentu serta mempunyai sebutan gardan full floating.
Penyebutan nama gardan full floating berasal dari konstruksi as roda yang sepenuhnya ditunjang oleh sepasang bantalan atau bearing (bagian dalam serta bagian luar). Secara teknis, as roda pada gardan full floating hanya bertugas untuk menerima torsi mesin dan memutar roda sehingga as roda terkesan seperti “bebas mengambang” dari beban kendaraan. Dengan demikian, seluruh beban muatan pada bus dan truk sepenuhnya ditumpukan kepada rumah gardan sehingga usia pakai bantalan/bearing dan as roda lebih panjang.
Selain menawarkan kapasitas angkut muatan yang lebih berat, gardan full floating juga menjual nilai kepraktisan karena as roda lebih mudah untuk dibongkar pasang jika terjadi masalah (rusak atau patah). Itu sebabnya, gardan full floating banyak digunakan pada kendaraan niaga (bus dan truk) kelas 5-10 ton. Pada sisi lain, kelemahan gardan full floating terletak pada harga (biaya produksi) yang lebih mahal karena pemakaian komponen yang lebih banyak dan konstruksi yang lebih rumit.
KOMENTAR (0)