Nissan e-POWER ; Mesin Sebagai Generator

Nissan e-POWER ; Mesin Sebagai Generator

Berbeda dengan pabrikan otomotif lainnya, Nissan punya langkah bisnis yang  unik terkait program mobil elektrifikasi.  Ketika pabrikan lain memilih mobil hybrid sebaagai jembatan (transisi) menuju mobil elektrifikasi, Nissan langsung membuat mobil full listrik (BEV) seperti Nissan Leaf sebagai tujuan akhir. Begitu pula saat pabrikan lain membuat mobil hybrid dengan sistem paralel, serial atau paralel-serial, maka Nissan secara lugas memilih teknologi e-POWER yang diklaim memiliki sejumlah keunggulan.

Nissan e-POWER ; Mesin Sebagai Generator

Merunut sistemnya, e-POWER memadukan mesin bensin yang menjadi generator untuk men-charge baterai yang kemudian memasok daya listik untuk  motor listrik yang memutar roda penggerak. Mesin tidak hanya mengisi baterai  juga mengalirkan daya listrik melalui inverter menuju  motor listrik. Saat butuh akselerasi optimal  semisal melalui  tanjakan terjal, motor listrik menerima daya listrik  dari baterai dan mesin untuk meningkatkan kinerjanya.

Nissan e-POWER ; Mesin Sebagai Generator

Karena roda digerakkan oleh motor listrik, maka  sistem e-POWER memberikan sensasi akselerasi yang responsif dan halus sehingga boleh disebut torsinya setara dengan mesin 3,5 liter. Selain akselerasi, tentunya efisiensi bahan bakar juga optimal (Nissan mengklaim 26,2 km/liter) karena  mesin hanya bertugas men-charge baterai dan juga emisi gas buang lebih rendah dibandingkan mesin bensin konvensional. Uniknya,  e-POWER Drive Mode memungkinkan  akselerasi dan deselerasi dilakukan hanya dengan mengoperasikan satu pedal.  Intinya, tekan pedal gas untuk akselerasi dan lepas kaki kanan dari pedal gas untuk deselerasi.

 

 

 

TAGS

KOMENTAR (0)