Setiap kali terjadi kecelakaan lalu lintas terutama tabrakan beruntun, rem blong selalu menjadi salah satu kambing hitam (alasan utama). Sementara “tertuduh” lainnya berupa alasan ban pecah dan pengemudi mengantuk. Padahal, penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas tidak selalu harus ditimpakan kepada aspek teknis kendaraan dan perawatan kendaraan. Jelasnya, jika mau jujur, sebenarnya penyebab utama tabrakan beruntun adalah tidak tersedianya waktu dan jarak yang cukup untuk mengurangi kecepatan kendaraan, selain tentunya faktor pengemudi. Selain itu, penyebab lainnya adalah kondisi lingkungan dan pihak ketiga.
Jika dirunut lagi, maka faktor pengemudi yang sebenarnya berperan menjadi penyebab terbesar dalam kecelakaan. Selain karena tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan lain, juga disebabkan kurangnya pengetahuan tentang teknik mengemudi yang benar, tidak memahami fitur kendaraan, tidak mampu melakukan tindakan tepat saat keadaan darurat, dan tidak mampu mengantisipasi risiko. Berikutnya adalah masalah perilaku mengemudi seperti manuver mendadak, ugal-ugalan, ngebut dan tidak peduli orang lain. Dan masalah kondisi fisik pengemudi yang tidak sehat seharusnya menjadi perhatian semua pemangku kepentingan terkait keselamatan bersama di jalan raya.
Terkait keterampilan pengemudi, teknik pengereman menjadi bagian penting karena pengereman adalah salah satu kegiatan tersulit dalam mengemudi. Dalam proses pengereman terdapat tiga tahapan proses deselerasi sebelum akhirnya kendaraan benar-benar berhenti; analisis, reaksi, dan titik berhenti. Ketika melihat kondisi bahaya, maka tersedia waktu analisis sekitar 0,4-0,8 detik tergantung kecepatan dan kemampuan berpikir pengemudi. Kemudian waktu reaksi sejak pengemudi memutuskan untuk mengerem dan termasuk reaksi sistem rem itu sendiri butuh waktu sekitar 0,3-0,4 detik. Terakhir adalah waktu deselerasi hingga kendaraan berhenti perlu waktu sekitar 1 detik. Sehingga secara kumulatif, rentang waktu sekitar 2-3 detik bersifat mutlak untuk mendukung proses pengereman yang aman.
KOMENTAR (0)