Untuk mengurangi kecepatan dan berhenti dalam waktu cepat dengan jarak pendek, setiap kendaraan bermotor dilengkapi sistem pengereman. Namun khusus untuk bus dan truk dilengkapi sistem pengereman yang sangat kuat dan rumit. Hal itu disebabkan bus dan truk mampu melaju kencang (standar kendaraan niaga) sambil membawa beban muatan yang lebih berat daripada kendaraan lainnya. Makanya sistem rem pada bus dan truk memiliki karakteristik teknis yang berbeda dengan kendaraan penumpang kendaraan niaga Secara umum, sistem rem utama pada bus dan truk terbagi menjadi tiga macam; hidraulik, air over hydraulic (AOH) dan full air brake.
Rem Hidraulik
Sistem rem hidraulik memanfaatkan fluida (minyak rem) sebagai sarana untuk mengoperasikan kampas rem pada rem tromol dan rem cakram. Saat pengemudi menekan pedal rem, maka minyak rem dalam sistem rem akan mendorong brake shoe dan brake pads. Umumnya sistem rem hidraulik digunakan pada bus dan truk kategori light duty dengan kelas 5-10 ton seperti Isuzu Elf, Hino Dutro, Mitsubishi Colt Diesel, dan Toyota Dyna. Sistem rem hidraulik yang relatif sederhana membuat biaya produksinya murah dan memudahkan perawatan serta pengoperasian. Pada sisi lain, sistem rem hidraulik tidak bisa digunakan secara kontinyu di jalan menurun dan membawa muatan banyak karena berpotensi kepanasan dan macet atau blong.
Rem Air Over Hydraulic (AOH)
Satu tingkat di atas sistem rem hidraulik adalah sistem rem air over hydraulic (AOH). Secara umum, sistem rem AOH adalah kombinasi antara sistem rem hidraulik dengan udara bertekanan. Singkatnya begini, brake shoe/brake pads tetap ditekan oleh minyak rem sedangkan udara bertekanan digunakan untuk mendorong minyak rem. Sistem rem AOH banyak diterapkan pada bus dan truk kelas medium (kategori 10-24 ton) semisal Hino A215 karena masih menganut sistem rem hidraulik yang relatif mudah dirawat namun kinerjanya lebih baik dibanding sistem rem hidraulik konvensional. Namun karena mengandalkan sistem rem hidraulik sebagai rem utama, tentunya kelemahan (blong, macet, panas) harus tetap menjadi perhatian utama.
Rem Full Air
Kerap disebut dengan istilah rem angin yang menjadi kelengkapan standar pada bus dan truk kelas 24 ton ke atas. Pada sistem rem full air, tidak ada lagi minyak rem karena peran minyak rem untuk mendorong brake pads/brake shoe sudah digantikan sepenuhnya oleh udara bertekanan. Boleh disebut, fungsi pedal rem pada bus dan truk dengan rem angin hanya sebagai katup yang mengatur aliran udara bertekanan untuk menekan kampas rem. Sistem rem angin dilengkapi batang pendorong kampas rem (S-cam) dan pengatur setelan kampas rem otomatis. Hanya saja, penggunaan udara bertekanan lebih sensitif terhadap kondensasi berupa masuknya air ke dalam sistem rem sehingga bus dan truk yang pulang kerja harus menjalani prosedur “buang angin”. Maksudnya begini, mekanik harus membuang udara bertekanan dalam tangki udara melalui katup buang di bagian bawah tangki udara.
KOMENTAR (0)