Sejalan kebutuhan konsumen, truk masa kini dituntut tidak hanya sanggup menggotong muatan berat dalam kondisi ekstrem, juga harus mampu melaju kencang di jalan raya. Sebagai ilustrasi, sebuah truk harus mengirim muatan seberat 300 ton dari satu lokasi menuju lokasi lain dan melalui perjalanan dengan kondisi beragam (mulai tanjakan hingga jalan tol).
Salah satu metode yang ditempuh oleh pabrikan truk untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah melengkapi produknya dengan transmisi canggih yang memiliki racikan khusus pada gear ratio-nya. Bermodalkan racikan khusus pada gear ratio transmisi, daya jelajah truk bisa dimaksimalkan pada berbagai kondisi operasional mulai jalan kasar, jalan menanjak/menurun hingga jalan tol mulus. Tidak heran truk modern mempunyai transmisi dengan gear ratio yang banyak, bukan lagi 6-speed atau 8-speed, bahkan mencapai hingga 16-speed. Salah satu contohnya bisa dilihat pada gear ratio di bawah ini;
GEAR RATIO
R (reverse) 13,21
C (crawler) 12,64
1 8,81
2 6,55
3 4,77
4 3,55
5 2,48
6 1,85
7 1,34
8 1,00
Banyaknya gear ratio memudahkan pengemudi truk untuk memilih gear ratio transmisi yang paling sesuai dengan bobot muatan dan kondisi jalan. Sesuai contoh di atas, gear C (crawler) atau “gigi setengah” hanya digunakan dalam kondisi ekstrem; mendaki jalan menanjak atau start di jalan datar sambil membawa muatan ekstra berat. Gear 1 sampai 4 dipilih ketika truk membawa muatan berat di jalan relatif datar. Sedangkan gear 5 sampai 8 dipakai saat truk melaju di jalan normal. Hebatnya, pemilihan gear ratio transmisi truk tidak wajib dilakukan mulai gear 1, melainkan bisa melompat semisal start dengan gear 5. Berbekal gear ratio tersebut, sebuah truk dapat melaju dengan kecepatan 0,5 km/jam hingga 100 km/jam sambil membawa muatan seberat puluhan hingga ratusan ton.
KOMENTAR (0)