Era styling mobil dengan tailfin, atau sirip belakang, merebak pada era 1950-an hingga pertengahan 1960-an, dimana puncaknya terjadi antara tahun 1957 hingga 1960. Tak hanya di Amerika Serikat (AS), styling desain inipun akhirnya menyebar ke seluruh dunia, dan menjadikannya sebagai ‘masa keemasan’ desain otomotif Amerika.
Kepala Desain General Motors, Harley Earl, biasanya dianggap sebagai yang pertama memperkenalkan desain tailfin ini, dengan menyematkan sepasang ‘sirip belakang kecil’ pada model Cadillac Sixty Special 1948 besutannya.
Harley mengaku bahwa ia mendapatkan inspirasi styling tailfin ini dari tampilan beberapa model pesawat tempur Perang Dunia II, terutama P-38 Lightning sayap-ganda. Di era dimana pesawat, roket, dan pesawat ruang angkasa bertenaga jet mulai banyak dikenal publik, gaya tailfin pada dunia otomotif (termasuk untuk lampu belakang) pun dirancang untuk menguatkan persepsi akan dominasi jet tempur serta euforia perjalanan ke luar angkasa.
Dari berbagai alasan dibuatnya tailfin, Plymouth menyatakan bahwa tailfin bukanlah semata sebuah ‘sirip’, namun juga menjadi ‘stabilisator’ untuk menempatkan ‘pusat tekanan’ sejauh mungkin di belakang kendaraan, dan dengan demikian “mengurangi hingga 20% tenaga yang dibutuhkan untuk menahan kemudi saat berkendara membelah angin”.
Walaupun begitu, beberapa dekade sebelumnya, insinyur otomotif asal Hungaria, Paul Jaray, telah menambahkan sirip tunggal untuk desain prototipe mobilnya pada tahun 1920, yang digunakan untuk mendukung stabilitas aerodinamis kendaraan.
Dipengaruhi oleh patennya ini, beberapa produsen mobil di Eropa pun membuat berbagai prototipe mobil dengan tailfin tunggal yang diposisikan di tengah kendaraan. Sebagai contoh, prototipe Audi F5 Stromliner, prototipe KDF, hingga mobil produksi Tatra T77 mengadopsi desain ini.
Selain itu, beberapa sub-model dari Cadillac Fleetwood 1937, yang mendahului produksi pesawat P-38 Lightning, juga memperlihatkan gaya tailfin pada desain lampu belakangnya, meskipun tidak jelas apakah ini kemudian mempengaruhi desain tailfin pada bodi mobil generasi berikutnya.
Cadillac Seri 63 4-Door Sedan produksi 1941 juga memiliki bentuk lampu belakang yang menjorok, meskipun tampak lebih simpel ketimbang Fleetwood 1937. Meskipun Cadillac 1948 dari Harley Earl banyak diklaim sebagai aplikasi tailfin pertama pada mobil, beberapa model sebelumnya mungkin telah membuat konsep ini lebih diterima konsumen dan juga para desainer otomotif.
Gaya tailfin pada Cadillac 1948 ini terbukti populer, dan penggunaannya pun menyebar ke model mobil lainnya di General Motors. Segera diadopsi oleh produsen lain, desain tailfin pun berkembang hingga ukuran yang ‘ekstra-lebar’ dan ‘berani’, dengan beragam model yang tak biasa seperti hasil karya desainer top Chrysler, Virgil Exner.
Desain tailfin paling ekstrim muncul di akhir 1950-an, mencapai puncaknya pada model Cadillac Eldorado Biarritz pada tahun 1959. Setelahnya, gaya tailfin pun perlahan mulai memudar sepanjang pertengahan tahun 1960-an, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali. Meskipun begitu, desain tailfin vestigial masih bisa dilihat pada beberapa mobil Amerika era 1990-an, setidaknya pada Cadillac Sixty Special keluaran 1993.
Berbagai model mobil Amerika dengan desain tailfin atau sirip belakang yang ikonik diantaranya Buick LeSabre 1959; Cadillac Eldorado Biarritz 1959; Chevrolet Bel Air 1955; Chrysler New Yorker 1956; DeSoto Fireflite 1956; Chevy Impala 1958; Lincoln Continental Mark V 1960; Ford Galaxie Skyliner 1959; Dodge D500 1959; hingga seluruh model Edsel yang diproduksi antara 1958-1960.
Sementara di daratan Eropa, desain tailfin hadir diantaranya pada Mercedes-Benz W111 Fintail 1959; ZIL-111 1958; Peugeot 404 Saloon 1960; hingga Morris Oxford Series V 1959. **MS
KOMENTAR (0)