Setiap mesin mobil memiliki karakter tersendiri sehingga membutuhkan pelumas dengan kinerja yang spesifik. Itu sebabnya, setiap pelumas punya spesifikasi masing-masing sehingga jangan sampai salah memilih dan memakai pelumas. Secara umum, spesifikasi vital pelumas mesin mengerucut pada viskositas (kekentalan). Intinya, semakin besar/tinggi angkanya maka semakin kental pelumas tersebut. Sebagai contoh, pelumas dengan spesifikasi SAE 50 memiliki viskositas yang lebih kental daripada pelumas dengan spesifikasi SAE 10.
Pada sisi lain, spesifikasi pelumas juga terkait dengan temperatur kerja. Jadi, pelumas dengan spesifikasi 10W-30 memiliki grade viskositas 10 pada suhu dingin (“W” berarti “winter”), dan grade viskositas 30 pada suhu panas. Pendek kata, pelumas 10W30 berarti lebih encer pada suhu dingin dan lebih kental pada suhu panas. Produsen pelumas menambahkan aditif khusus untuk mendapatkan pelumas dengan spesifkasi yang dikehendaki. Dan untuk mendapatkan rating viskositas tersebut, pabrikan pelumas melakukan berbagai pengujian khusus. Kinerja pelumas diuji dalam kondisi dingin pada rentang -10oC sampai -40oC untuk melihat apakah pelumas mampu melakukan pelumasan dengan optimal. Umumnya, pelumas cenderung menjadi padat pada suhu dingin. Sedangkan pengujian pada suhu panas berlangsung pada rentang 100oC dan 150oC untuk melihat apakah terjadi kebocoran pada seal (seal leakage) dan memantau kondisi penguapan pelumas. Nah, bagaimana dengan pelumas 0W? Pelumas 0W dirancang untuk mengoptimalkan efisiensi karena pelumas encer berarti mengurangi friksi sehingga lebih sedikit energi yang terbuang karena gesekan. Itu sebabnya mesin modern didesain untuk bekerja dengan pelumas encer.
KOMENTAR (0)