Saat ini pabrikan otomotif menghadirkan beragam mobil elektrifikasi (electrified car) yang terbagi menjadi hybrid (paralel, serial, paralel-serial, plug in, mild, dual) dan battery electric vehicle (BEV, mobil listrik murni). Menilik aspek teknis, mobil hybrid memanfaatkan mesin pembakaran dalam (konvensional) yang bertugas sebagai penggerak utama maupun pembangkit listrik untuk memberikan daya kepada baterai dan motor listrik. Sedangkan mobil listrik murni mengandalkan kekuatan baterai sebagai sumber tenaga penggerak motor listrik. Itu sebabnya mobil elektrifikasi memiliki sistem kerja masing-masing yang berbeda satu sama lain.
Parallel hybrid system adalah sistem hybrid yang paling “sederhana” karena pada sistem hybrid ini mesin konvensional (pembakaran dalam) bertugas sebagai penggerak utama roda-roda. Sedangkan motor listrik hanya sekadar membantu dalam kondisi tertentu (akselerasi dan beban kerja tinggi). Itu sebabnya sistem parallel hybrid kerap disebut mild hybrid. Sistem parallel hybrid banyak ditemukan pada Honda (IMA, Integrated Motor Assist), Hyundai dan Kia.
Series hybrid memiliki sistem hybrid yang lebih kompleks dibanding parallel hybrid. Secara teknis, series hybrid memanfaatkan mesin konvensional pembakaran dalam sebagai pembangkit listrik. Selanjutnya daya listrik tersebut disalurkan kepada motor listrik yang kemudian memutar roda-roda penggerak kendaraan. Penganut sistem series hybrid antara lain Mitsubishi Outlander PHEV, Vauxhall Ampera/Chevrolet Volt dan BMWi3 Range Extender.
Parallel-Serial hybrid atau sering disebut sebagai power split hybrid memadukan sistem kerja parallel hybrid dengan serial hybrid dan menjadi sistem hybrid yang paling banyak digunakan saat ini. Secara teknis, sistem parallel-serial hybrid menjadi sistem hybrid yang paling rumit karena semua roda penggerak bisa diputar secara individual oleh mesin dan motor listrik atau oleh keduanya secara bersamaan. Sejauh ini, pengguna sistem parallel-serial hybrid hanya Toyota (Auris, Prius, dan Yaris).
Dual hybrid mengacu pada sistem hybrid yang terpisah antara roda depan dan belakang. Contohnya, mesin konvensional menggerakkan roda depan sedangkan motor listrik memutar roda belakang. Pemisahan tersebut memungkinkan rancang bangun sistem yang lebih sederhana dan praktis. Sistem ini diterapkan pada Peugeot/Citroën Hybrid4 dan BMW i8.
Battery electric vehicles (BEV) berarti mobil yang mengandalkan baterai 100% tanpa bantuan mesin pembakaran dalam untuk memutar roda-roda penggerak. Tanpa mesin, BEV memiliki rancang bangun sangat sederhana yang memudahkan penempatan komponen di mana saja. Mobil full listrik ini menggotong baterai dengan kapasitas besar dan berbobot berat yang ditempatkan di bawah dek lantai sehingga membutuhkan suspensi jenis heavy duty. Salah satu contoh BEV adalah Nissan Leaf.
Plug-in hybrid adalah mobil hybrid yang bisa di-charge dengan sistem pengisian eksternal seperti pengisian di rumah. Secara umum, semua mobil hybrid bisa dimodifikasi menjadi plug-in hybrid. Konsekuensinya, mobil plug-in hybrid membutuhkan baterai yang lebih besar kapasitasnya dan sistem pengisian yang lebih canggih.
Mild hybrid system memanfaatkan baterai dan motor listrik untuk membantu mesin pembakaran dalam dengan kadar yang tertentu. Makanya, komponen baterai dan motor listrik pada sistem mild hybrid berukuran lebih kecil dan tingkat efisiensinya tidak seperti sistem full hybrid. Umumnya, sistem mild hybrid diterapkan pada mobil-mobil pembakaran dalam yang membutuhkan dukungan motor listrik secara terbatas.
KOMENTAR (0)