Mengendarai scooter yang berbeda dari yang lain? Pasti rasanya sangat membanggakan, terutama saat harus bergumul di padatnya kemacetan kota Jakarta yang tak pernah kunjung surut sambil merasakan pandangan semua mata pengendara lain yang tengah asyik menikmati scooter yang tengah saya uji ini.
Yap, Peugeot Motocycles Indonesia menawarkan kenikmatan berkendara yang berbeda lewat Peugeot Metropolis 400i, varian scooter 3-wheelers dengan konsep desain futuristik yang mengedepankan teknologi terkini disetiap sisinya. Motor ini juga telah mengusung teknologi Dual Tilting Wheels (DTW) yang membuat kedua roda depannya sangat tenang kala diajak menikung dan bermanuver. Gaya desainnya hampir menyerupai Piaggio MP3, namun begitu, keduanya tetap menghadirkan teknologi yang berbeda. Memang kurang lazim dilihat, tapi sebetulnya banyak keunggulan yang didapat dari motor jenis ini. Terutama, tak perlu repot menurunkan kaki dan menahan beban motor di kemacetan. Memang butuh adaptasi untuk lihai mengendarainya. Tapi rasanya, tak memakan waktu untuk bisa menikmati sensasi tiga rodanya.
Selama seminggu penuh saya mencoba handling dan performa dari Metropolis dengan membawanya beraktifitas harian. Destinasi yang cukup jauh pun saya lakukan dari kota Jakarta-Bogor-Karawaci dengan jarak tempuh sekitar ratusan kilometer plus tingkat kemacetan beragam. Untuk saya yang memang sangat menyukai riding dan touring, Metropolis berhasil memberikan tingkat pengendalian menyenangkan dengan handling yang akurat. Sangat stabil. Meski begitu, bukan perkara mudah kala pertama kali membawanya jalan. Motor 3-roda ini membutuhkan adaptasi. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bobot berat bodi yang berlebih dari motor ini. Maklum saja, bobot kosong motor ini hampir sekitar 260 kilogram. Hal ini sangat berpengaruh pada rasa gerak setang dan gerakan bodi yang lebih kaku dengan kondisi 2-roda di bagian depan.
Hal kedua adalah Dimensi. Selayaknya moge dengan posisi roda yang berada di kiri dan kanan, maka saya harus memikirkan jarak lebar motor ini kala berada di kemacetan. Motor ini memiliki dimensi panjang 2.152 mm X lebar 775 mm X Tinggi 1.450 mm dan wheelbase 1.500 mm. Adaptasi lainnya adalah motor ini hanya memiliki radius putar yang sedikit, namun dengan perhitungan yang matang saat ingin memutar arah, hal ini bukanlah masalah penting bagi saya.
Metropolis mengandalkan sistem konstruksi tie rod dan lengan ayun yang persis layaknya mobil dan kedua roda ini memiliki grip dengan cengkraman yang cukup menggigit. Sistem kaki-kaki ini menggunakan Dual Tilting Wheels (DTW), dengan Deformable Parallelogram dan Double Wishbone. Sedikit disayangkan hanya ada sebuah suspensi yang menopang di bagian tengah skutik ini. Memang efisien, namun jika salah satu roda menginjak lubang, otomatis akan mempengaruhi roda lainnya dengan goncangan yang cukup keras akan datang dari bagian roda hingga setang dan terasa tidak nyaman. Namun untuk suspensi belakang 4-preloadnya masih terasa medium, tidak lembut namun juga tidak terlalu keras.
Tak perlu khawatir terjatuh, saat ingin berhenti cukup geser tombol Tilt Lock di saklar, maka secara otomatis suspensi akan segera mengunci dan motor berdiri kokoh. Sangat praktis tanpa perlu lagi menurunkan kaki dan menahan bobot motor yang luar biasa berat. Fitur pengunci ini dapat diaktifkan di bawah kecepatan 10 km/jam. Untuk menonaktifkannya, saya hanya cukup memuntir handle gas maka kuncian suspensi akan terlepas dengan sendirinya.
Posisi duduk saya pun selalu berada dalam posisi ergonomis yang sesuai saat harus melakukan stop n go dengan ukuran jok lebar yang empuk dengan tinggi 780 mm. Setangnya terbilang lebar sehingga membuat pengendalian menjadi lebih baik, terlebih jika saya menggunakan mode Traction Control System (TCS) cukup di posisi 1. Motor terasa tenang tanpa ada gejala miring berlebih, dan posisi setang tetap lurus. Untuk sisi akomodasi tergolong memuaskan. Bagasi yang terbagi dua bagian, memudahkan saat menyimpan barang. Satu di bawah jok dan satunya di belakang mirip buritan mobil. Ditambah laci-laci pada konsol dan soket USB untuk pengisian daya smartphone.
Saat berkendara, saya dimudahkan oleh panel instrumen yang menghadirkan dua buah indikator analog speedometer dan takometer. Posisi takometernya berlawanan arah jarum jam. Selain itu, di tengah terdapat layar LCD berwarna dengan hal fundamental yang lengkap. Ada fitur menarik di dalamnya. Kondisi keempat ban dapat dimonitor secara real time lewat fitur TPMS ( Tire Pressure Monitoring System). Fitur ini sangat berfungsi menjaga tekanan ban jika terjadi kekurangan atau kelebihan saat sedang berjalan jauh. Kemudian fitur Traction Control yang terbagi dalam dua pilihan karakter.
Karakter mesin 399 cc, satu-silinder 4-valve dengan sistem teknologi LFE POWER MOTION ini sanggup melontarkan tenaga sebesar 36,4 hp pada 7.250 rpm dan torsi 38,1 Nm pada 5.750 rpm dengan diameter langkah 84 x 72 mm. Sempat saya tertegun kala melihat angka digital terus bergerak di atas angka 130 km/jam saat melakukan riding malam hari hanya dengan sedikit membuka throttle dengan permainan putaran mesin di 3.500 rpm. Namun begitu, seringkali juga merasa kaget kala mesin ini menghasilkan getaran yang cukup kencang saat melaju pelan. Terasa sedikit kasar. Kipas radiator otomatis akan menyala untuk membantu pendinginan mesin saat lalu lintas sangat padat. Dapat dimaklumi jika Metropolis ini memang khusus dibuat untuk pasar Eropa yang memiliki jalan dan lalu lintas lebih lengang, namun begitu hal ini tidak sampai menimbulkan masalah yang berarti atau gejala mati mesin.
Metropolis 400i yang saya coba ini adalah varian RX-R. Gayanya lebih sporty dengan pilihan warna hitam doff dan aksen merah, windshield rendah dan jok dengan jahitan sewarna aksen bodi. Modern dan agresif. Dua kata itu cukup merepresentasikan bahasa desain Metropolis 400i. Penggunaan headlamp model terpisah dengan grille yang memanjang, membuatnya keren. Bukan hanya hiasan, grille berfungsi menyalurkan udara ke radiator yang tepat berada di belakangnya. Melihat ke belakang, bentuknya benar-benar seperti mobil. Dua buah mika stoplamp menempel di kedua sudut bagasi motor ini. Mengingatkan pada desain mobil Peugeot.
Bagian bawah terkesan sporty dan kekar. Metropolis mengandalkan velg 6-spoke two-tone berdiameter 12-inci dengan balutan ban Pirelli Angel Scooter berprofil 120/70-12 (x2) di depan, dan di kaki belakang berukuran 12-inci yang terbalut ban 140/70-14. Kedua roda depannya mengandalkan dua buah disk brake berukuran 200 mm dengan kaliper radial dan sistem ABS di depan, dan belakang satu cakram dengan diameter 240 mm. Selain itu, pengoperasian rem agak unik. Jika biasanya hanya mengandalkan tuas di stang, Peugeot menyediakan juga rem kaki. Bedanya, saat diinjak rem akan mengapit roda depan dan belakang sekaligus.
Intinya, Peugeot Metropolis memiliki sensasi yang berbeda untuk sebuah skutik. Dengan tawaran harga Rp 280 juta, pesaing Piaggio MP3 dari Prancis ini lebih memiliki rupa yang menawan. Selain itu, fitur dan teknologi yang disematkan juga terbilang lengkap dibandingkan rivalnya. Untuk Anda yang lebih condong menyukai skutik dengan kapasitas mesin besar, tak ada salahnya untuk melirik Metropolis 400i sebagai motor pilihan lain berkualitas premium yang siap diajak tampil beda pastinya, terlebih merek ini terasa eksklusif karena jarang terlihat di jalan. Anda Tertarik? foto-foto: RV/scooterlab.uk
KOMENTAR (0)