Setelah mengambil kendali Ford Motor Company dari ayahnya, Edsel Ford, pada tahun 1945, Henry Ford II sangat ingin membawa perusahaan itu ke era modern. Produk Lincoln-Zephyr dan Cosmopolitan adalah contoh yang cukup baik dari pembaruan ini, tetapi Ford menginginkan mobil yang jauh lebih radikal untuk ditampilkan pada Turin Motor Show 1955.
Pada masa itu, banyak rumah desain dan perusahaan karoseri Italia yang membentuk aliansi dengan perusahaan otomotif Amerika Serikat, yang dianggap memiliki kantong lebih tebal. Ghia beraliansi dengan Chrysler; Bertone dengan Packard; dan Carrozzeria Touring dengan Hudson.
Ford berpaling pada Felice Mario Boano untuk merancang dan membangun mobil radikal yang kemudian diberi nama Lincoln Indianapolis. Anak Felice Mario, Gian Paolo Boano, lalu merancang konsep sebuah mobil yang flamboyan dan berani, namun elegan. Konsep ini disukai Ford II, dan segera disiapkan untuk debut di Turin.
Lincoln Indianapolis dibekali oleh mesin V8 yang mampu menghasilkan lebih dari 200 tenaga kuda, dipadukan dengan gearboks otomatis empat kecepatan, suspensi depan independen, dan live rear axle.
Setelah melakukan debut publiknya yang pertama di Turin Motor Show 1955, Lincoln Indianapolis ini kemudian digunakan Henry Ford II untuk sementara waktu. Kemudian, mobil ini diyakini telah diberikan Ford II pada temannya, Errol Flynn. Sayangnya, pada tahun 1960-an mobil ini rusak berat akibat kebakaran.
Sebuah restorasi menyeluruh dimulai pada tahun 2002, menggunakan desain asli Boano dengan cat oranye terang pada eksterior dengan interior kotak-kotak hitam-putih seperti versi aslinya. Kemudian, pada tahun 2006, Lincoln Indianapolis kreasi Boano ini terjual seharga USD 1.375.000 (sekira Rp 15,8 miliar) dalam lelang Gooding Auctions di Pebble Beach, California. **MS
KOMENTAR (0)