Tak terasa, Ferrari 612 Scaglietti telah merayakan ulang tahunnya yang ke-10 tahun ini. Namun, saat peluncurannya, mobil GT ini banyak mendapatkan kritik, karena dianggap terlalu konservatif dan terlalu feminin, dan disebut sebagai sebuah produksi yang tergesa-gesa.
Dilansir dari Classic Driver, menciptakan mobil penerus yang sukses dari 456 GT tidaklah mudah, terutama sang penerus ini juga dibangun untuk didedikasikan pada Sergio Scagletti, yang selama ini telah banyak merancang mobil Ferrari terindah sepanjang sejarah.
Frank Stephenson (sekarang menjadi Design Director di McLaren) kala itu mengadopsi desain Pininfaria yang memiliki ciri khas sebuah mobil GT klasik, dengan kap depan panjang, sisi samping melebar, dan kaca depan yang luas.
Sementara, bagian belakangnya dibuat sederhana dan pendek, namun lebih berotot. Inspirasi berikutnya datang dari 375 MM ‘Bergman Ferrari’, dan sebagai hasilnya 612 Scaglietti tampil dengan lampu depan berbentuk daun dengan sisi samping berlekuk bagai kulit kerang.
Catatan ini mungkin menyenangkan secara teori, namun bagi banyak pihak ini dianggap kurang proporsional untuk Ferrari 612 Scaglietti. Dengan bodywork aluminium, membuat 612 lebih ringan 60 kg ketimbang Ferrari 456 pendahulunya.
Selain itu, interior 612 Scaglietti juga bertabur bahan kulit eksklusif dengan trim aluminium. Disisi performa, disematkan pula sistem redaman adaptif, serta mesin raksasa V12 berkapasitas 5.7-liter. Merupakan versi pengembangan dari 575 Maranello, mesin ini mampu menggelontorkan tenaga 540 bhp dan mampu mencapai kecepatan maksimum 200 mph atau 321 km/jam.
Banyak yang telah berubah semenjak 612 Scaglietti berhenti diproduksi. Penggantinya, Ferrari FF, memiliki styling yang lebih agresif, dan menjadi salah satu produk yang banyak diminati pelanggan baru. Namun, pada gilirannya, Ferrari 612 Scaglietti masih menjadi mobil berkinerja tinggi yang menawarkan banyak sekali kelebihan untuk mobil sekelasnya. **MS
KOMENTAR (0)