Renault Triber, Masih Ada Peluang?

Renault Triber, Masih Ada Peluang?

Renault Triber digadang-gadang akan meramaikan pasar di Indonesia. Didatangkan oleh PT Maxindo Renault Indonesia (MRI), sedianya tampil di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, 18-28 Juli.

Ambisi untuk bisa diterima oleh konsumen didengungkan bahwa MRI akan menyiapkan 19 jaringan diler di Tanah Air. Bahkan harganya juga sangat terjangkau berbanding kompetitor.

Tapi bila melihat catatan Renault menghadirkan kendaraan berharga murah seperti Kwid yang saat ini dibanderol Rp 119,6 juta, masih sulit membuat terpana konsumen yang bahkan lebih memilih Toyota Agya yang harganya lebih mahal meski mulai dari Rp 136 jutaan.

Sehingga akan menjadi kendala utama bagi MRI untuk memasukkan Triber ke segmen yang pesaingnya cukup dominan. Meski Triber sudah diklaim akan ditempel harga yang terjangkau di segmen Low Multi Purpose Vehicle (MPV).

Apalagi Triber akan didatangkan langsung secara CBU (Completely Built-Up) dari India. Triber membuka selubung dan detailnya pada 19 Juni di India dan dikabarkan banderolnya mulai dari Rp 108 juta dan termahal Rp 165 juta.

Bila jadi didatangkan ke Indonesia, Triber akan berhadapan langsung dengan Toyota Calya dan Daihatsu Sigra. Yup, Triber akan menyiapkan tujuh tempat duduk penumpang.

Tapi MRI harus menyiapkan jaminan pasokan Triber sampai sesuai jadwal ke tangan konsumen. Kemungkinan Triber yang diproduksi di India akan memenuhi terlebih dahulu permintaan lokal, kemudian bila sudah stabil mulai memasok ke negara lain termasuk Indonesia.

Harga murah sepertinya masih belum membuat konsumen nekat untuk menimang mobil baru Renault. Bahkan mengabarkan akan membuka jaringan diler yang banyak juga belum menggunggah. Masyarakat sepertinya masih konvensional memandang membeli kendaraan dengan harga murah apakah bisa dijadikan investasi. Berapa harga jual bekasnya nanti?

CEO PT Maxindo Renault Indonesia Andrew Lambert sempat mengatakan bahwa Indonesia masih sebagai pasar yang potensial bagi Renault untuk meniagakan produk-produknya. Apalagi Renault sudah memiliki pengalaman 120 tahun sebagai manufaktur.

KOMENTAR (0)