Ferrari 500 Superfast adalah sebuah mobil tourer unggulan produsen mobil sport asal Maranello yang menjadi pamungkas dari seri 400 dan 410 Superamerica. Mobil ini dianggap sebagai salah satu mobil cruiser ideal Ferrari dengan mesin V12 dan ruang kabin yang memadai.
Namun, lantaran harganya yang dua kali lebih mahal dari 275 GTB yang lebih sporty, Ferrari 500 Superfast tak mampu meraih banyak pesanan di masanya, dan hanya diproduksi sebanyak dua unit per bulan oleh Pininfarina.
Sasis polos akan dikirim Ferrari ke bengkel Pininfarina di Turin untuk dilengkapi dengan bodi eksterior dan interior. Bodinya sendiri dibangun dari material campuran baja serta mendapat pembaruan dari desain ‘Aerodynamico’ versi pertama yang disematkan pada line-up Ferrari 400.
Ferrari 500 Superfast memiliki fitur grille oval, fender yang menonjol hingga bemper kembar yang kemudian diadopsi pada seluruh line-up mobil Ferrari di pertengahan era 1960-an. Salah satu yang unik dari mobil ini adalah bagian belakangnya yang khas, dengan overhang yang luar biasa panjang memadukan desain semi-fastback dengan gaya Kamm tail.
Meskipun ukurannya tergolong besar, elemen unik ini membuat desain 500 Superfast lebih elegan ketimbang Ferrari 330 GT 2+2 dan 365 GT 2+2 yang diproduksi setelahnya. Sementara, disisi interior, 500 Superfast dibekali dengan jok yang dapat disesuaikan, nuansa kulit Connolly, platform bagasi besar, headlining bersalur hingga dashboard bernuansa kayu nan mewah, menampilkan instrumen terkini di eranya.
Untuk membedakannya dengan 330 GT 2+2, Ferrari 500 Superfast dibekali mesin Tipo 208 SOHC berkapasitas 5.0-liter yang dirancang oleh Colombo. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 400 bhp (298 kW), yang dapat melesatkan mobil hingga kecepatan maksimum 174 mph atau 280 km/jam. Mesin dipadukan dengan transmisi manual empat percepatan dengan overdrive.
Total hanya 36 unit Ferrari 500 Superfast yang pernah dibangun pada periode 1964-1967. Beberapa pemilik terkenal dari mobil sport yang ikonik ini diantaranya Pangeran Bernard dari Belanda, Shah Iran Reza Pahlevi, Johnnie von Neumann, hingga Pangeran Sadruddin Aga Khan. **MS
KOMENTAR (0)